REJOGJA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta berencana membuat paket wisata Sumbu Filosofi Yogyakarta setelah kawasan itu resmi ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO beberapa waktu lalu.
Pelaksana harian (Plh) Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) DIY Kurniawan menuturkan paket wisata itu akan mengeksplorasi potensi wisata mulai dari Panggung Krapyak, Keraton, hingga Tugu Yogyakarta dengan konsep ramah lingkungan.
"Nanti mau jalan kaki setengah dari Sumbu Filosofi bisa atau mau sampai ujung Tugu juga menarik, atau pakai sepeda lebih menarik. Saya kira paket ramah lingkungan lebih menarik," ujar dia.
Selain berjalan kaki atau menaiki sepeda, wisatawan juga memungkinkan menggunakan bus listrik manakala sudah disiapkan.
Dalam paket itu, Kurniawan menerangkan wisatawan rencananya akan diajak berjalan kaki atau bersepeda sembari menikmati dan mempelajari sejarah dan budaya yang ada di sepanjang kawasan warisan dunia itu.
Selain ramah lingkungan, menurut dia, berjalan kaki atau bersepeda membuat wisatawan lebih mampu mendalami makna dan merasakan suasana Sumbu Filosofi.
"Jadi bisa sekaligus 'sport tourism', sambil jalan kaki dijelaskan kemudian di titik tertentu istirahat, misalnya di Ketandan mungkin bisa minum teh, lalu jalan lagi. Itu akan bagus, banyak yang minat karena lebih bisa menikmati," kata dia.
Untuk mendukung paket wisata tersebut, Dispar DIY beserta instansi terkait bakal memetakan kesiapan masyarakat serta potensi kampung-kampung wisata yang tersebar di sepanjang kawasan itu.
Kampung wisata tersebut sekaligus berpotensi menjadi alternatif tempat menginap para wisatawan.
"Kalau bicara akomodasi tentu tidak hanya hotel karena kadang-kadang akhir pekan hotel di Yogyakarta penuh. Mereka bisa menginap di 'homestay' yang ada di kampung-kampung wisata. Mungkin itu juga akan menarik," ujarnya.
Dispar DIY beserta instansi terkait bakal mempertimbangkan destinasi mana saja yang layak masuk dalam paket wisata Sumbu Filosofi itu. Menurut dia, banyak aktivitas sosial, budaya, serta aktivitas ekonomi yang bisa dikelola dalam paket itu.
"Dengan Sumbu Filosofi ada narasi yang bisa kita perkuat sehingga bisa jadi 'edu tourism' bukan hanya sekadar wisata bersenang-senang," ujar dia.
Lebih dari itu, beragam atraksi seni dan budaya bakal ditampilkan di sepanjang kawasan itu secara terjadwal setelah melalui proses seleksi dan kurasi dengan standar yang nantinya disepakati bersama.
"Kami akan meningkatkan daya tarik di sepanjang Sumbu Filsofi sehingga ada khas yang menunjukkan bahwa Sumbu Filosofi betul-betul warisan dunia," kata Kurniawan.
Sebelum paket wisata dibuat, menurutnya, daya tampung serta daya dukung Sumbu Filosofi bakal menjadi perhatian utama sehingga wisatawan yang datang dapat tinggal lebih lama dan belanja lebih banyak di kawasan itu.
"Bagaimana bisa merata, tinggal lebih lama dan belanjanya lebih banyak. Nah, sebetulnya itulah dampak ekonomi dan kesejahteraanya buat kita," jelas dia.
Sumbu Filosofi Yogyakarta yang dalam daftar Warisan Dunia UNESCO bertajuk lengkap The Cosmological Axis of Yogyakarta and Its Historic Landmarks diakui sebagai warisan dunia, karena dinilai memiliki arti penting secara universal.
Konsep tata ruang yang dikenal sebagai Sumbu Filosofi Yogyakarta ini dicetuskan pertama kali oleh Raja Pertama Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat pada abad ke-18.
Konsep tata ruang ini dibuat berdasarkan konsepsi Jawa dan berbentuk struktur jalan lurus yang membentang antara Panggung Krapyak di sebelah selatan, Kraton Yogyakarta dan Tugu Yogyakarta di sebelah utara.