Senin 10 Jul 2023 09:15 WIB

Belum Ada Satu Pun Capres Umumkan Cawapresnya, Ini Analisis Pengamat

Posisi cawapres menjadi semakin penting.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Pemilu (ilustrasi)
Foto: Republika/Musiron
Pemilu (ilustrasi)

REJOGJA.CO.ID, JAKARTA -- Tiga sosok terus menguasai elektabilitas capres, mulai Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan Ganjar Pranowo. Tapi, walaupun mereka sudah dideklarasi sebagai capres, belum ada satu pun mendeklarasikan cawapres.

Pengamat politik, Ujang Komarudin mengatakan, formula koalisi Pilpres 2024 hari ini memang sudah ada. Ada Partai Gerindra dan PKB, PDIP, PPP, Partai Hanura dan Perindo, lalu Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan PKS.

Namun, sampai hari ini belum ada satupun capres-capres atau koalisi-koalisi yang menentukan dan mengumumkan siapa cawapres pendampingnya untuk 2024. Ujang menilai, ada beberapa faktor yang menyebabkan itu.

"Saya melihatnya unsur rasionalitas sedang dibangun oleh partai politik. Artinya, menjadikan cawapres itu secepat mungkin juga jadi persoalan," kata Ujang.

Sebab, ia menerangkan, ada ukuran, standar, dan parameter. Rasionalitas dalam konteks menentukan cawapres itu tidak cuma terkait elektabilitas. Sebab, tidak seperti Pilpres 2019, cawapres hari ini sangat menentukan.

Apalagi, ia mengingatkan, pada Pilpres 2019 lalu Jokowi memilih Ma'ruf Amin yang elektabilitasnya hampir tidak ada saat itu sebagai cawapres. Tapi, dalam konteks hari ini, kekuatan capres-capres terbilang rata.

Maka itu, Ujang merasa, posisi cawapres menjadi semakin penting dan capres-capres hari ini sangat hati-hati menentukan siapa cawapresnya. Artinya, sosok yang dipilih harus bisa dipastikan mampu meraup suara.

Misal, dalam rangka meraup suara warga NU di Pulau Jawa. Ada PKB yang berada di barisan Gerindra, ada PPP yang berada di barisan PDIP, dan ada Yenny Wahid yang masuk bursa cawapres Koalisi Perubahan untuk Persatuan.

"Semuanya ingin main di ujung ini, tidak mau saling mengunci di awal," ujar Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement