REJOGJA.CO.ID, MAKKAH -- Mematuhi anjuran Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dalam prosesi puncak ibadah haji perlu dilakukan jamaah haji Indonesia, utamanya jamaah haji risiko tinggi. Jamaah diminta memahami kondisi kesehatannya.
“Jamaah haji risti diharapkan dapat memperhatikan anjuran penyelenggara ibadah haji terutama bagi jamaah haji risiko tinggi untuk melaksanakan ibadah disesuaikan kondisi tubuh atau kesehatannya. Sedapat mungkin jemaah haji bisa menghindari paparan langsung terik matahari,” ujar Kepala KKHI Madinah dr Tri Atmaja sebagai pelaksana pos kesehatan (poskes) utama di Mina.
Selanjutnya, ia mengimbau jamaah haji untuk menghindari terjadinya dehidrasi saat prosesi Armuzna. Jamaah haji diimbau untuk minum air 200 ml tiap jam dengan perlahan dan jangan tunggu haus.
Jamaah haji juga disarankan untuk minum satu saset oralit yang dilarutkan dengan air 200 ml per hari. “Agar tidak jatuh ke kondisi heatstroke, jamaah haji penting untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Jangan tunggu haus dan minum air 200 ml tiap jam dengan perlahan. Satu saset oralit yang dilarutkan dengan air 200 ml tiap harinya juga bisa membantu hindari dehidrasi,” ujarnya.
Jamaab haji diimbau saat prosesi Armuzna dapat membawa handuk kecil yang nantinya bisa dibasahi dan dikompreskan ke badan untuk mengurangi panas tubuh untuk menghindari terjadinya heatstroke.
Sementara, Kasie Kesehatan Daerah Kerja Bandara, Imron Cahyono, yang juga pelaksana poskes Arafah menyampaikan penanganan kasus heatstroke tidak hanya dilakukan di Poskes utama Arafah. Namun juga dilakukan penanganan sementara di pos satelit oleh Emergency Medical Team (EMT).
Ambulans pun disiagakan untuk mengevakuasi jamaah haji sakit dari poskes satelit ke poskes utama untuk perawatan lebih lanjut. “Penanganan cepat kasus heatstroke di Arafah dilakukan oleh tim medis kami yang bertugas di pos satelit Arafah dan bisa juga dievakuasi menggunakan ambulans untuk diberikan penanganan lebih lanjut di pos kesehatan utama di Arafah,” kata Imron.
Imron menjelaskan, di poskes utama Arafah disediakan zona khusus untuk penanganan heatstroke dengan kapasitas sekitar lima bed. Penanganan heatstroke di Poskes Arafah juga menggunakan metode kompres es dan handuk dingin untuk membantu percepatan penurunan suhu selama proses rehidrasi.
Untuk kasus heatstroke yang membutuhkan perawatan yang lebih lanjut, akan dirujuk ke Rumah Sakit Arab Saudi Arafah.
“Di Pos Kesehatan Arafah selain zona triase yang meliputi zona emergency, zona observasi, dan zona pemulihan, disediakan juga zona khusus untuk penanganan heatstroke. Heatstroke kami buatkan zona tersendiri dengan kapasitas 3 hingga 5 bed,” ujarnya.