Rabu 09 Jul 2025 08:41 WIB

Buka Cabang di Jalan Kaliurang, Nasi Goreng Juwadi Pertahankan Cita Rasa Legendaris Sejak 1990

Pembukaan cabang baru bukan semata bisnis, melainkan tanggung jawab menjaga warisan.

Rep: Wulan Intandari/ Red: Fernan Rahadi
Suasana cabang baru Nasi Goreng Kambing dan Sapi Juwadi di Jalan Kaliurang KM 14, Sleman, Yogyakarta.
Foto: Wulan Intandari
Suasana cabang baru Nasi Goreng Kambing dan Sapi Juwadi di Jalan Kaliurang KM 14, Sleman, Yogyakarta.

REJOGJA.CO.ID, SLEMAN -- Kuliner legendaris tak pernah kehilangan tempat di hati pecinta rasa autentik. Nasi Goreng Kambing dan Sapi Juwadi, atau yang akrab dikenal dengan nama Nasi Goreng Juwadi, resmi membuka cabang barunya di Jalan Kaliurang KM 14 sejak 1 Juni 2025. 

Cabang ini menjadi langkah strategis dari generasi kedua untuk memperluas jangkauan pasar sekaligus menjaga cita rasa yang telah melegenda selama lebih dari tiga dekade. Bukan tanpa alasan kuliner legendaris satu ini membuka cabang barunya di kawasan yang juga menjadi pusat mahasiswa tersebut.

"Kita buka tanggal 1 Juni 2025. Memilih membuka cabang di sini karena di sepanjang jalan ini ternyata belum ada nasi goreng kambing,” ujar Indah Budi Rahayu, pendiri usaha kuliner ini yang pertama kali hadir pada 1990 kepada Republika, Selasa (8/7/2025), malam.

Menariknya, cabang baru ini justru memperluas pasar mereka dan menarik pelanggan baru terutama dari kalangan muda dan mahasiswa karena lokasinya yang berdekatan dengan kampus.

Indah menceritakan ide awal berdirinya nasi goreng ini berasal dari kesukaannya terhadap nasi goreng kambing yang ia temui di Jakarta. Melihat belum adanya kuliner serupa di Yogyakarta saat itu, ia memberanikan diri untuk menciptakan versinya sendiri dan mulai menjualnya di depan SD Serayu, Jalan Juwadi, Kotabaru.

Siapa sangka, antusiasme pelanggan saat itu sangat positif sehingga membuat kuliner dari yang dulunya masih kecil kini mampu bertahan dan dikenal luas tidak hanya bagi masyarakat Yogyakarta, tetapi juga wisatawan yang datang. Yang luar biasa lagi, banyak pelanggan dari era 1990-an yang ternyata masih setia membeli. Bahkan, beberapa di antaranya rela datang jauh-jauh dari kawasan kota hanya untuk mencicipi rasa yang tak pernah berubah.

"Ada yang dulu mahasiswa, sekarang sudah punya anak, tetap datang dan bilang rasanya masih sama," ungkapnya.

Asal Nama Juwadi

Nama 'Juwadi' ternyata tidak muncul sejak awal. Sang anak, sekaligus founder cabang baru Nasi Goreng Kambing dan Sapi Juwadi, Natasya Budi Ayu Satriadita, menyampaikan ide nama tersebut bukan karena branding yang disengaja, melainkan karena kebutuhan teknis saat mendaftarkan usaha di aplikasi pemesanan online.

Alhasil mereka menambahkan nama Jalan Juwadi, lokasi pertama kali mereka berjualan. Nama tersebut akhirnya melekat dan menjadi penanda khas para pelanggan.

"Dulu namanya hanya Nasi Goreng Kambing dan Sapi di Jogja, udah hanya gitu aja namanya. Tetapi karena masuk di aplikasi online, kami tambahkan spesifiknya," kata Natasya yang akrab disapa Tata itu,

Ia juga menyampaikan keputusan untuk meneruskan bisnis keluarga bukanlah hal yang direncanakan matang sejak awal. "Sebenarnya kemarin itu aku tidak kepikiran akan meneruskan cabang dari usaha mama. Hanya waktu itu ngobrol sama mas (suami-Red), gimana usaha punya mama kalau tidak dikembangkan kan eman-eman (sayang),” ujar Tata.

Beranjak dari sini dan dengan dukungan penuh dari keluarga, cabang ini menjadi langkah awal ekspansi serius dari bisnis keluarga yang dulunya hanya dikenal secara lokal di sekitar Kotabaru. Bagi Natasya, pembukaan cabang baru ini bukan sekadar bisnis, melainkan tanggung jawab untuk menjaga warisan.

"Kita harus bisa mempertahankan usaha yang sudah ada sejak 1990 ini,” ucap Tata.

photo
Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan (ketiga kiri) bersama para pengelola Nasi Goreng Kambing dan Sapi Juwadi. - (Wulan Intandari)

Ia memastikan di cabang baru ini akan tetap mempertahankan resep dasar. Namun, ia tak menepis ke depannya akan ada sedikit modifikasi untuk menjangkau dan mengakomodir selera pelanggan yang lebih luas.

"Kalau modifikasi yang sudah kita lakukan ada tambahan menu nasi goreng telur. Jadi tidak pakai daging tidak pakai apa-apa, hanya nasi goreng dan telur saja. Mungkin ke depannya akan kita tambahkan nasi goreng bakso," ungkapnya.

Strategi Ekspansi dan Target Pasar

Co-founder cabang baru Nasi Goreng Kambing dan Sapi Juwadi, Arif Singa, mengatakan bahwa cabang di Jalan Kaliurang ini bukan yang terakhir. Mereka punya rencana jangka panjang untuk memperluas jangkauan nasi goreng legendaris ini.

"Rencananya akan membuka cabang lagi. Target kita tiga bulan sekali akan buka cabang, tapi akan kita riset dulu, yang jelas selalu dekat dengan kampus," ujarnya.

"Pokoknya Joglosemar dan harapannya bisa ada di seluruh Indonesia," kata dia menambahkan.

Ia optimistis ekspansi ini juga menjadi bentuk pelestarian kuliner turun-temurun. Meski baru berjalan sebulan, cabang Kaliurang sudah menunjukkan respons yang sangat positif. Singa mengungkap banyak pelanggan datang karena penasaran, namun justru kembali karena rasa makanan yang konsisten dan khas.

Bahkan, di cabang baru ini, mahasiswa yang belum pernah mencicipi sebelumnya pun menjadi pelanggan tetap.

"Tentunya menjaga masakan dari generasi pertama ke generasi kedua, karena ada data riset itu 70 persen UMKM itu mati, jadi sayang tidak diteruskan oleh generasi berikutnya. Apalagi Jogja ini top kuliner, kalau kulinernya mati, pariwisatanya mati juga," ungkapnya.

"Pasar sudah mulai bergerak. Nasi goreng ini kan legend, pelopor, jadi kita menjual nasi goreng ini tidak terlalu susah. Jadi tidak perlu jauh-jauh lagi ke Kotabaru, bisa di sini," ucap Singa.

Pembukaan cabang baru ini pun diapresiasi oleh Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan, yang hadir dan mencicipi langsung. "Rasanya masih sama dari dulu. Lokasinya strategis, dan bisa jadi ikon kuliner malam yang baru di sini," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement
Advertisement
Advertisement