REJOGJA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta masyarakat tak menyia-nyiakan fenomena pasir bersalju di Gunung Bromo jadi momen wisata sekaligus destinasi yang dikunjungi pada libur panjang akhir pekan ini.
"Ini fenomena tahunan yang cukup langka. Inilah sisi lain keindahan Gunung Bromo yang selalu membuat kita begitu takjub akan keindahan yang ditawarkan," ujarnya di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Jumat (3/6/2023).
Fenomena pasir bersalju atau disebut "frozen" di lautan pasir adalah sisi lain keindahan Gunung Bromo yang hanya bisa dinikmati saat musim kemarau, khususnya ketika pagi hari.
Pada waktu tersebut, suhu sangat dingin sehingga permukaan lautan pasir Gunung Bromo di Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo seperti terlapisi butiran es.
Orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut menyampaikan embun salju ini biasanya terjadi selama bulan Juni-Agustus karena terjadinya puncak kemarau di daerah Bromo, sehingga mengakibatkan suhu turun secara ekstrem.
Khofifah bersyukur fenomena ini terjadi pada saat musim kemarau dan bertepatan dengan libur panjang karena terdapat momen Hari Lahir Pancasila dan Hari Raya Waisak mulai hari Kamis-Ahad atau 1 hingga 4 Juni 2023.
"Saya pikir inilah saatnya bagi wisatawan domestik maupun mancanegara untuk berkunjung menikmati keindahan lain dari Gunung Bromo yang sudah dikenal para traveler," ucap gubernur perempuan pertama Jatim tersebut.
Gubernur menyebut, fenomena ini biasa disebut frozen atau membeku, tapi ada juga menamainya embun upas atau embun salju yang tidak terjadi setiap hari, tapi hanya bila suhu mendekati 0 derajat Celcius atau berada di bawahnya.
"Tapi ingat, bila melihat fenomena ini, jangan lupa menjaga kehangatan tubuh. Siapkan obat obatan, kenakan jaket tebal, kaos tangan, maupun penutup kepala dan kaki," tutur Khofifah.
Sementara itu, Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Septi Eka Wardhani mengatakan bahwa fenomena embun upas seringkali terjadi khususnya di kawasan Gunung Bromo pada musim kemarau, bahkan juga terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.
Menurut dia, fenomena embun upas tersebut hanya dijumpai pada saat pagi hari, atau sebelum matahari terbit dengan sempurna.
Bahkan, lanjut dia, fenomena embun upas tersebut, juga bisa terjadi di kawasan Ranupane dan Ranu Regulo.