REJOGJA.CO.ID, MALANG -- Usia remaja hingga dewasa awal dinilai rentan melakukan bunuh diri. Hal ini diungkapkan psikolog dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Hudaniah, saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (30/5/2023).
Dari sisi psikologis, manusia dengan usia 15 hingga 29 tahun masih dalam tahap belum tenang. Ditambah lagi, apabila mereka merasa tidak ada wadah untuk menyampaikan perasaannya. "Sehingga jadi buntu dan merasa ingin mengakhiri hidup," kata Hudaniah.
Khusus usia dewasa awal, Hudaniah menilai, tindakan bunuh diri biasanya dipicu karena ada capaian yang belum tercapai. Sebab itu, mereka merasa sangat berat untuk menjalani hidupnya.
"Kalau remaja itu kecil sudah tidak, dewasa juga belum. Itu buat anak tak tahu harus bagaimana, harus ke mana, karena pengalaman sangat sederhana, belum banyak," ujarnya.
Dari sisi emosi, remaja juga relatif labil dibandingkan fase-fase usia lainnya. Oleh karena itu, kelompok usia ini rentan melakukan bunuh diri. Apalagi jika orang dewasa di sekitarnya tidak memedulikan mereka.
Menurut Hudaniah, penyelesaian masalah bunuh diri membutuhkan banyak pihak. Selain keluarga dan teman, sekolah, kampus, pemerintah, dan lembaga sosial juga memiliki peranan penting. Lembaga sosial misalnya dapat membuka layanan hotline sehingga mereka dapat membagikan keluhannya.
Sebelumnya, seorang pria muda dilaporkan tiba-tiba meloncat dari Jembatan Suhat pada Jumat (26/5/2023). Jenazah tersebut akhirnya ditemukan meninggal dunia sekitar beberapa meter dari tempat dia meloncat. Pria kelahiran 2005 ini sebelumnya sempat melakukan percobaan bunuh diri pada 2022, tetapi berhasil diselamatkan oleh petugas polisi yang bertugas.
Sehari setelahnya, seorang perempuan muda dilaporkan hendak loncat dari Jembatan Suhat pada Sabtu (27/5/2023) malam berdasarkan video yang beredar di media sosial. Namun, beruntungnya, aksi tersebut berhasil dicegah oleh masyarakat sekitar.