REJOGJA.CO.ID, SOLO -- Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Solo mengungkapkan, pihaknya masih menunggu hasil analisis dari lapangan untuk mengetahui penyebab naiknya harga telur.
Kadisdag Kota Solo mengungkapkan, soal kenaikan harga tersebut pihaknya belum mendapatkan kabar terkini. Namun, ia menjelaskan, harga telur ayam terpantau aman setelah Idul Fitri.
"(Pengaruhnya apa?)aya belum dapat kabar artinya kan kemarin itu lebaran habis lebaran itu kan beberapa hari kebelakang itu masih aman," kata Heru ketika dihubungi, Jumat (19/5/2023).
"Nah (untuk harga yang sekarang) itu saya belum dapat analisis dari teman teman kami yang di lapangan," tambahnya.
Dari data yang diberikan oleh disdag, harga telur mencapai 25 ribu namun sejak 12 April harga telur perlahan naik. Sedangkan harga telur ayam per 19 Mei sudah tembus di rerata 30 ribu per kg.
Sebelumnya, Salah seorang pegawai distributor telur di Pasar Legi Hanum Prasetyo (30) membenarkan bahwa harga telur masih terbilang tinggi. Apabila di tangan distributor harganya 28.500 per kgnya di tangan konsumen atau pengecer harga tersebut bisa dimungkinkan tembus di atas 30 ribu.
Hanum mengungkapkan, harga telur sempat menyentuh di angka 29.500 rupiah di dua hari yang lalu. "Kalau yang petian itu 28.500 perkilo, ini harganya masih naik. Sebelumnya per kilonya harganya 27.500," katanya Kamis (18/5/2023).
Hanum menjelaskan, kenaikan tersebut salah satunya dipicu lantaran ada bantuan dari pemerintah berupa telur. Dimana biasanya orang beli 60 peti menjadi dua kali lipat dari biasanya. Ia menjelaskan bahwa satu petinya berisi 15 kg telur.
"Kemarin buat bantuan itu, seperti PKH dan sebagainya yang bentuknya telur. Kita kurang tahu sistemnya gimana tapi yang beli telur jadi banyak dari yang 50-60 peti jadi dua kali lipat. Iya stoknya sedikit," katanya.