REJOGJA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengintensifkan operasi pasar (OP) telur ayam ras pada sejumlah pasar tradisional. Kegiatan itu ditujukan untuk menekan harga jual komoditas ini yang tinggi di pasaran.
Pejabat Fungsional Pengawas Perdagangan Muda Disperindag DIY Sabar Santoso, mengatakan untuk kebutuhan OP, Pemda DIY telah mendatangkan 15 ton telur ayam dari Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
"Kami lakukan operasi pasar dengan serapan sekitar satu ton telur ayam per pasar," kata Sabar. OP telur ayam diprioritaskan pada empat pasar induk atau pasar pantauan di Kota Yogyakarta.
Antara lain Pasar Beringharjo, Pasar Kranggan, Pasar Demangan, dan Pasar Prawiroraman, serta sejumlah pasar di sekitarnya. OP telah berlangsung mulai Jumat hingga Kamis (19-25/5), dan masih akan berlanjut hingga beberapa hari ke depan.
Menurut dia, telur ayam dari Blitar dikirim ke Yogyakarta selama tiga tahap mulai Jumat (19/5) mencapai lima ton untuk setiap pengiriman. Dengan bantuan ongkos transportasi dari Bank Indonesia (BI) DIY, harga telur ayam untuk pedagang saat OP sama dengan harga di Blitar Rp 28 ribu per kg.
"Hasilnya lumayan bisa menekan harga telur di pasaran, sehingga saat ini kami sedang koordinasi untuk rencana OP di Kabupaten Bantul, Sleman, Gunungkidul, dan Kulonprogo," kata dia lagi.
Sabar menyebutkan berdasarkan pemantauan di empat pasar pantauan di Kota Yogyakarta, harga telur ayam yang sebelumnya sempat mencapai Rp 32 ribu per kg, telah turun hingga Rp 30.250 per kg pada pekan keempat Mei 2023.
"Untuk komoditas lain secara umum harga dan persediaan masih stabil. Beras juga aman," ujarnya.