REJOGJA.CO.ID, MALANG -- Gunung Semeru tercatat mengalami 20 kali erupsi pada Senin (24/4/2023) pukul 00.00 sampai 06.00 WIB. Hal ini berdasarkan laporan resmi yang dibuat oleh Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Semeru, Sigit Rian Alfian.
Menurut Sigit, catatan 20 kali erupsi pada Gunung Semeru tersebut memilki amplitudo 14 hingga 24 milimeter (mm). "Dan lama gempanya berkisar 61 hingga 118 detik," kata Sigit.
Di samping itu, gunung berketinggian 3.676 mdpl itu mengalami dua kali gempa embusan. Gempa ini memiliki amplitudo tujuh sampai sembilan mm. Sementara itu, lama gempanya berlangsung 43 sampai 49 detik.
Selanjutnya, juga tercatat terjadi satu kali gempa tektonik jauh. Amplitudonya sekitar lima lima mm dan S-P 26 detik. "Kemudian lama gempanya sekitar 70 detik," ujarnya.
Saat ini, tingkat aktivitas Gunung Semeru berada pada level III atau siaga. Itu artinya masyarakat direkomendasikan tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer (km) dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan. Hal ini karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Selanjutnya, masyarakat diminta tidak beraktivitas dalam radius lima km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru. Pasalnya, area itu rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Masyarakat juga diminta mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak gunung api Semeru.
Terutama di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat. "Dan mewaspadai potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan," kata dia menambahkan.