REJOGJA.CO.ID, BANJARNEGARA -- Penanganan perkara pembunuhan berencana berkedok dukun penggandaan uang di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, telah memasuki tahap penyidikan. Polisi pun memeriksa para tersangka dan sejumlah saksi termasuk saksi ahli.
"Penyidik melengkapi alat bukti dan telah memeriksa baik (tersangka) Slamet Tohari maupun (tersangka) Budi Santosa juga 11 saksi lainnya termasuk saksi ahli," jelas Kepala Bidang Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol M Iqbal Alqudusy.
Terkait permasalahan tersebut, dia mengatakan Polri tetap melakukan pengembangan baik yang dilakukan oleh tim intelijen maupun tim siber.
Dalam hal ini, kata dia, apakah penyelidikan tersebut hanya berhenti pada 12 korban yang ditemukan atau mendengarkan suara-suara dari luar yang menyebutkan jika korban lebih dari 12 orang.
"Kami maksimalkan pengembangan penyelidikan," tegas Kombes Iqbal yang didampingi Bidang Dokkes Polda Jateng Kombes Pol Sumy Hastry P dan Kapolres Banjarnegara Hendri Yulianto .
Lebih lanjut, kabid humas mengatakan saat ini para tersangka dalam kondisi baik dan kesehatannya selalu dipantau oleh Tim Dokkes Polres Banjarnegara dan Polda Jateng.
Menurut dia, tersangka saat sekarang masih menjalani pemeriksaan kejiwaan yang dilakukan oleh Tim Biro Sumber Daya Manusia Polda Jateng.
"Pemeriksaan kejiwaan masih berjalan, nanti hasilnya akan kami sampaikan ke teman-teman," jelasnya.
Sementara itu, Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto mengatakan berdasarkan pengembangan, pihaknya memastikan eksekutor dalam pembunuhan tersebut adalah Mbah Slamet.
"Terkait masalah pengembangan yang lainnya, kita tunggu saja proses penyidikan dari teman-teman penyidik Polres Banjarnegara," katanya.
Tim DVI Biddokkes Polda Jateng pada Ahad (9/4) kembali berhasil mengidentifikasi empat dari 12 jenazah korban pembunuhan berencana yang dilakukan oleh Mbah Slamet.
Keempat jenazah yang teridentifikasi terdiri atas Theresia Dewi (48) beserta anaknya atas nama Okta Ali Abrianto (32), warga Magelang, Jateng, serta Suheri (53) dan istrinya Riani (50), warga Pesawaran, Lampung.