REJOGJA.CO.ID, MAGELANG—Sebanyak 13 juta masyarakat bakal bergerak menuju Jawa Tengah, pada liburan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024, pada akhir tahun 2023 ini. Guna mendukung kelancaran dan keamanan, Polda Jawa Tengah bakal menurunkan tak kurang 15. 270 personel pengamanan.
Ke-15.270 personel pengamanan yang disiagakan ini --masing- masing-- terdiri atas gabungan TNI Kodam IV/Diponegoro, Polda Jawa Tengah dan juga personil dukungan pemerintah daerah (pemda) serta stakeholder lainnya di Jawa Tengah.
Hal ini ditegaskan Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Ahmad Luthfi usai menghadiri usai rapat koordinasi (rakor) lintas sectoral persiapan Nataru 2023/ 2024, yang dilaksanakan di Hotel Atria, Kota Magelang, Senin (18/12).
Menurut kapolda, dalam rangka pengamanan ini Polda Jawa Tengah menggelar Operasi Lilin Candi 2023 yang akan dilaksankan selama 12 hari, mulai dari 22 Desember 2023 sampai dengan 2 Januari 2024 mendatang.
Seluruh personel pengamanan yang terlibat dalam Operasi Lilin Candi ini akan ditempatkan tersebar di 279 posko, baik posko pengamanan (pospam), posko pelayanan (posyan) dan juga posko terpadu.
Dalam rangka pengamanan pelaksanaan perayaan hari raya Natal tahun 2023, jajaran Polda Jawa Tengah bakal mengamankan setidaknya di 3.537 tempat ibadah (gereja), yang ada di seluruh wilayah Jawa Tengah.
“Pengamanan mulai dari pendirian pospam di gereja, pengamanan yang bersifat mobiling serta pengamanan kolaborasi atau pengamanan yang berkolaborasi dengan organisasi serta instansi terkait,” jelasnya.
Kapoldaa Jawa Tengah juga menyampaikan, untuk jalur tol pada saat Operasi Lilin Candi nanti juga disiapkan tim urai kemacetan, dengan melibatkan personel di masing- masing polres wilayah yang dilalui ruas jalan tol.
Di jalur utama pantai utara (pantura) Jawa Tengah juga sudah disiapkan tim urai kemacetan maupun tim pengamanan dari masing- masing polres wilayah. Termasuk menyiapkan jalur- jalur alternatif.
“Demikian halnya di Jalur Selatan Selatan juga disiagakan personel pengamanan dan pendukung kelancaran arus lalu lintas, pada saat terjadi lonjakan pergerakan masyarakat di wilayah Jawa Tengah,” tegasnya.