REJOGJA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Fakultas Kehutanan dan Pusat Sains Lanskap Berkelanjutan (PSLB) Institut Pertanian Stiper (Instiper) Yogyakarta akan menggelar Summer Course pada 4-8 Agustus 2025 di Ungaran dan Temanggung, Jawa Tengah. Kegiatan yang yang bertema 'Nurturing Agropreneurs: Mendorong Profesionalisme Pendamping Agroforestri untuk Lanskap Berkelanjutan' tersebut bertujuan untuk menyampaikan informasi kepada publik terkait penyelenggaraan Summer Course Pendampingan Agroforestri.
"Ini merupakan sebuah program pelatihan yang dirancang untuk memperkuat kapasitas sumber daya manusia dalam mendampingi masyarakat pengelola hutan, khususnya pada skema Perhutanan Sosial di Indonesia yang mengintegrasikan konservasi, ketahanan pangan dan pertumbuhan ekonomi hijau," ujar Direktur Pusat Sains Lanskap Berkelanjutan Instiper Yogyakarta, Dr Agus Setyarso, Jumat (2/8/2025).
Agus menuturkan, kegiatan ini dilatari keinginan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan hutan.
Diketahui, sampai 2025,
Direktur Pusat Sains Lanskap Berkelanjutan Instiper Yogyakarta, Dr Agus Setyarso, Jumat (2/8/2025).
Agus menuturkan, kegiatan ini dilatari keinginan pemberdayaan masyarakat dalam
di seluruh Indonesia. Sudah ada 15 ribuan kelompok usaha yang terbentuk, namun dari jumlah itu baru sekitar 10 persen saja yang bisa menjalankan bisnisnya secara operasional. Sehingga masih butuh sekali dukungan agar mereka dapat naik level.
Summer Course Pendampingan Agroforestri ini memproyeksikan makin tercapainya Smart Industrial Agroforestry. Diketahui, masa depan lanskap banyak ditentukan oleh
permintaan pasar di hilir. Tapi permasalahannta ada tantangan besar mulai dari degradasi lingkungan, kualitas hidup masyarakat yang belum baik, hingga tekanan dari komoditas bernilai tinggi di hilir.
Hal ini diperparah dengan di bidang agroforestry sering sekali masih
muncul persoalan perebutan lahan. Jadi, masih ada sejumlah tantangan yang perlu dibenahi jika ingin arahnya pengelolaan yang berkelanjutan.
Komoditas yang disasar seperti Tembakau-kopi-cabai-sengon atau hutan rakyat di Lereng Gunung Sumbing-Sindoro. Lalu Kayu-buah perdu-singkong-hortikultur-wisata di DIY.
Isu Agroforestri Industrial itu antara lain 'Makin ke hilir, skill teknis dan
manajemen yang dibutuhkan harus semakin meningkat. Sayangnya masyarakat tidak memiliki kontrol atas rantai nilai, apalagi harga sudah full dikendalikan konsumen," ujarnya.
Agroforestry konvensional kebanyakan masih terfokus di sektor budidaya, sedangkan urusan manajemen dan bisnis sepertu masih belum prioritas.
Perhutanan sosial berbasis agroforestry industrial diperkirakan
tidak akan sustain jika tanpa ada pendampingan yang serius.
Oleh sebab itu, goal utama summer course ini agar para penggiat dan
pendamping perhutanan sosial makin ahli secara profesional dalam usaha agroforestry berkelanjutan dari hulu sampai hilir.
Secara spesifik, membuat komitmen semua pihak makin kuat buat menjaga lanskap agroforestry agar tetap sustain.
Summer course ini juga berupaya melakukan upgrade ilmu & skill pendampingan untuk pengembangan agroforestry berbaşis kayu ringan yang punya nilai ekonomi tinggi & tahan banting terhadap perubahan iklim.
Summer course juga untuk boost kapasitas untuk mengawal produk & layanan agroforestri sepanjang rantai nilainya.
Adapun output Summer Course ini agar peserta mendapat insight dan skill bagaimana memanajerial lanskap berkelanjutan memakai pendekatan agroforestry industrial.
"Targetnya peserta lulus penilaian kompetensi sebagai pendamping agroforestry industrial," katanya.
Dampak setelah mengikuti course ini, peserta diharapkan bisa upgrade praktik dan efektivitas pengelolaan lanskap agar makin sustain dari sisi tata air, keanekaragaman hayati ketahanan iklim, sampai meningkatkan kualitas hidup masyarakat.