Lima Paket Wisata Kasaningrat
Untuk memanjakan wisatawan, Dedy menyampaikan Kampung Wisata Cokrodiningratan menawarkan lima paket wisata yang sarat edukasi dan pengalaman autentik antara lain Tour de Kasaningrat yang menawarkan walking dan cycling tour menelusuri situs sejarah dan budaya kampung. Paket yang kedua adalah Kasawiyata. Disini, para pengunjung bisa belajar eksploratif tentang isu seperti peran masyarakat & manajemen kampung wisata, ketahanan pangan & budidaya lele, penanganan sampah & pengelolaan lingkungan, hingga mitigasi bencana.
Kemudian ada paket Craftsaningrat atau wisata kreatif berupa pelatihan membatik dan membuat kerajinan lokal seperti jumputan dan blankon. Paket keempat Dhahar Kembul atau makan bersama beralaskan daun pisang, menciptakan suasana guyub dan akrab, dan yang terbaru ada paket wisata Poncowinatan. Wisatawan bisa menyusuri klenteng tertua di Yogyakarta disertai atraksi seni barongsai, bregada, dan kesenian Jawa.
"Semua ini ditawarkan dengan sistem yang fleksibel dan terjangkau, mulai dari Rp30.000–Rp70.000, tergantung jumlah peserta dan layanan yang dipilih. Tinggal customize, kita menyediakan apa kebutuhannya, istilahnya kasih penawaran juga, kalau mereka cocok, berangkat," kata Dedy.
Kolaborasi untuk Masa Depan Kampung Wisata Cokrodiningratan
Sementara itu, Margono, Ketua Pokdarwis Kampung Wisata Cokrodiningratan, menegaskan pentingnya sinergi antara warga, pelaku UMKM, dan pelestari budaya. Dalam pengembangan atau masterplan ke depan, kawasan ini akan dikembangkan menjadi zona pedestrian ala Kotabaru, dilengkapi ruang terbuka hijau dan danau buatan mini untuk memperkuat ekosistem kawasan.
"Kampung Cokrodiningrat juga termasuk penyangga sumbu filosofi. Harapannya bisa menjadi salah satu ikon wisata di Yogyakarta," kata Margono.
Bagi dia, Kampung Wisata Cokrodiningratan bukanlah kampung biasa. Kampung ini adalah simbol kebangkitan ruang-ruang kota dari akar masyarakatnya sendiri. Dari lorong-lorong yang sempit, dari bantaran sungai yang dulu terabaikan, kini tumbuh harapan, dialog lintas budaya, dan kebanggaan akan ragam potensi yang terus dikembangkan.
"Karena kampung wisata ini terbagi menjadi tiga klaster yakni Cokrodiningratan untuk kuliner dan kerajinan, Jetisharjo untuk budaya dan ekowisata, dan Cokrokusuman untuk seni dan tradisi. Semua saling menguatkan, ditata sesuai potensinya," ujarnya.