Rabu 07 May 2025 14:18 WIB

Dukung Pemerintah Pusat, Desa Jadi Garda Terdepan Lawan Stunting

Desa mempunyai potensi besar untuk menurunkan angka stunting.

Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi penanganan stunting di desa. Desa mempunyai potensi besar untuk menurunkan angka stunting.
Foto: Antara/Budi Candra Setya
Ilustrasi penanganan stunting di desa. Desa mempunyai potensi besar untuk menurunkan angka stunting.

REJOGJA.CO.ID,  BALI – Asosiasi Dinas Kesehatan (Adinkes) menempatkan desa sebagai garda terdepan dalam perang melawan stunting. 

Hal ini tercetus melalui peluncuran tiga program unggulan dalam Lokakarya Nasional 2025 di Bali, yaitu Generasi Maju Bebas Stunting Award 2025, Nutrical, dan Buku Dana Desa.

Baca Juga

Ketiga program tersebut dirancang untuk mendorong inovasi, kolaborasi, dan pemanfaatan teknologi secara langsung di tingkat akar rumput.

Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Bali, I Wayan Sumarjaya menegaskan pentingnya membangun desa peduli kesehatan.

“Pembangunan kesehatan harus menjadi prioritas utama desa. Sinergi sumber daya dan pendanaan desa sangat krusial untuk menciptakan keluarga sehat dan mandiri,” ujar dia keterangannya kepada media, Rabu (6/5/2025).

Pernyataan itu diperkuat Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Ahmad Riza Patria. Dia menegaskan komitmen pemerintah dalam mendorong alokasi dana desa untuk penurunan angka stunting.

“Penggunaan dana desa harus berpihak pada upaya pengentasan stunting dan penyakit lain yang membebani masyarakat desa,” ucap dia.

Meski prevalensi stunting nasional turun menjadi 21,5 persen menurut Survei Kesehatan Indonesia 2023, angka ini masih di atas ambang batas WHO, yakni 20 persen. Karena itu, inovasi dan pendekatan lintas sektor menjadi fokus utama Lokakarya Nasional tahun ini.

Salah satu pendekatan tersebut adalah pemberian Pangan Olahan untuk Keperluan Gizi Khusus (PKGK) seperti disampaikan Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Samarinda, dr Rudi Agus.

“Pangan olahan untuk kebutuhan medis dan diet khusus merupakan bagian penting dari 11 intervensi spesifik percepatan penurunan stunting,” kata dia. 

Sementara itu, Ketua Umum Adinkes, M Subuh menegaskan pentingnya peran dinas kesehatan dalam membina dan mengedukasi perangkat desa. 

“Inovasi tidak hanya soal teknologi, tapi juga bagaimana desa bisa mengambil peran aktif. Program yang kami luncurkan hari ini adalah bentuk partisipasi kolektif untuk satu tahun ke depan,” jelas Subuh. 

BACA JUGA: Terungkap Ayat Alquran Ini Sebut Api yang Bakar Israel adalah Tentara Allah SWT?

Melalui Generasi Maju Bebas Stunting Award 2025, Adinkes akan memberikan penghargaan kepada daerah yang menunjukkan kemajuan signifikan dalam tiga aspek, yaitu inovasi pangan lokal dan medis, kolaborasi lintas sektor, serta edukasi masyarakat soal ASI dan rujukan berjenjang. 

Dengan semakin banyaknya daerah yang berinovasi dan menempatkan kesehatan sebagai prioritas pembangunan desa, Adinkes berharap stunting bukan hanya diturunkan, tapi benar-benar bisa dihapus dari wajah Indonesia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement