Jumat 02 May 2025 00:51 WIB

May Day di Semarang Ricuh, Polisi Tuding Kelompok Anarko Sebagai Dalang

Ratusan massa dari berbagai organisasi buruh demo di depan gedung DPRD Jateng.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Karta Raharja Ucu
Kerusuhan terjadi dalam unjuk rasa memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day yang digelar di depan Kantor Gubernur dan DPRD Jawa Tengah, Semarang, Kamis (1/5/2025).
Foto: Kamran Dikarma
Kerusuhan terjadi dalam unjuk rasa memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day yang digelar di depan Kantor Gubernur dan DPRD Jawa Tengah, Semarang, Kamis (1/5/2025).

REJOGJA.CO.ID, SEMARANG -- Kerusuhan terjadi dalam unjuk rasa memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day yang digelar di depan Kantor Gubernur dan DPRD Jawa Tengah (Jateng), Semarang, Kamis (1/5/2025). Polisi menuding kelompok anarko sebagai pihak pemantik kericuhan.

Sebelum kerusuhan, terdapat dua massa aksi yang berunjuk rasa, yakni di depan gerbang Kantor Gubernur Jateng dan di depan gerbang Gedung DPRD Jateng. Riak kerusuhan mulai tampak ketika ratusan massa berpakaian hitam yang berdemonstrasi di depan Kantor Gubernur Jateng mulai melempar berbagai objek seperti batu, kayu, dan botol air mineral ke arah petugas. Sebelumnya mereka, yang berkumpul sejak sekitar pukul 15:15 WIB, sudan terlebih dulu melakukan aksi bakar ban.

Saat itu, ratusan massa dari berbagai organisasi buruh seperti KASBI, KSPIP, FSPMI, dan KSPN tengah berunjuk rasa di depan gerbang Gedung DPRD Jateng. Karena posisinya bersebelahan dengan massa berpakaian hitam, aparat mengevakuasi massa buruh ke halaman Gedung DPRD Jateng.

Kerusuhan kemudian bergeser ke depan gerbang Gedung DPRD Jateng. Selain melakukan pelemparan berbagai objek, massa berpakaian hitam juga mengoyak-ngoyak dan merusak pagar. Puluhan aparat berpakaian anti huru-hara dan truk water cannon telah bersiaga di halaman Gedung DPRD Jateng.

Karena massa terus melakukan pelemparan, polisi akhirnya menembakkan gas air mata ke arah massa berpakaian hitam pada pukul 17:25 WIB. Gas air mata dilontarkan beberapa kali.

Massa berpakaian hitam pun buyar dan berlarian ke arah Tugu Air Mancur yang masih berlokasi di Jalan Pahlaman. Beberapa anggota massa pakaian hitam sempat menyulut petasan dan mengarahkan lontarannya ke arah petugas. Petugas pun sempat membalas dengan menembakkan beberapa kali gas air mata.

Barisan aparat berpakaian anti huru-hara kemudian terus bergerak ke arah massa berpakaian hitam. Massa memutuskan mundur ke arah Kampus Pasca-Sarjana Universitas Diponegoro (Undip) yang terletak di Jalan Imam Bardjo SH.

Setelah massa mundur ke Kampus Undip, aparat kepolisian berpakaian anti huru-hara dan truk water cannon bersiaga di sekitar Tugu Air Mancur. Selama kericuhan, lalu lintas di kedua ruas Jalan Pahlawan ditutup.

Karena massa berpakaian hitam tak melanjutkan aksinya, situasi berangsur kondusif. Pada pukul 17:50 WIB, Kapolda Jateng Irjen Pol Ribut Hari Wibowo didampingi Wakapolda Jateng Brigjen Pol Latif Usman sempat memantau situasi di Jalan Pahlawan, tepatnya di depan Gedung DPRD Jateng dan Kantor Gubernur Jateng.

Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Artanto menuding massa berpakaian hitam sebagai kelompok anarko. "Mereka melakukan pembakaran, pelemparan terhadap petugas. Ini yang kita lakukan pembubaran terhadap kelompok tersebut dengan cara pendorongan sesuai SOP yang ada di kepolisian," ujar Artanto ketika diwawancara di lokasi.

"Alhamdulillah pendorongan berjalan dengan baik, dan kegiatan atau aksi dari anarko tersebut berhasil kita bubarkan," tambah Artanto.

Menurut Artanto, kepolisian menangkap beberapa orang yang tergabung dalam massa berpakaian hitam. "Ada beberapa orang dari anarko tersebut yang kita amankan karena yang bersangkutan menjadi provokator," ucapnya.

Namun Artanto enggan menyebut berapa orang yang ditangkap. Artanto mengatakan, detail informasi terkait penangkapan akan disampaikan oleh Kapolrestabes Semarang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement