Selasa 29 Apr 2025 05:53 WIB

UAJY Jadi Pionir Transformasi Pendidikan Berbasis Blockchain

Tujuan kolaborasi untuk membekali para dosen dengan pengetahuan teknologi blockchain.

Rep: Wulan Intandari/ Red: Fernan Rahadi
Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) menjadi perguruan tinggi pertama di Daerah Istimewa Yogyakarta yang mendirikan Pusat Studi Blockchain. Ini merupakan kolaborasi dengan Indonesia Blockchain Center yang kemudian mendapatkan dukungan dari EQBR Holdings Korea Selatan dan Dubai Blockchain Center.
Foto: dokpri
Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) menjadi perguruan tinggi pertama di Daerah Istimewa Yogyakarta yang mendirikan Pusat Studi Blockchain. Ini merupakan kolaborasi dengan Indonesia Blockchain Center yang kemudian mendapatkan dukungan dari EQBR Holdings Korea Selatan dan Dubai Blockchain Center.

REJOGJA.CO.ID, YOGYAKARTA --  Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, blockchain hadir sebagai salah satu inovasi yang mengubah cara dunia memandang data dan keamanan. Bahkan kemunculannya ini mulai diperhitungkan di Tanah Air dan kini merambah ke sektor pendidikan melalui Pusat Studi Blockchain.

Diketahui, Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) menjadi perguruan tinggi pertama di Daerah Istimewa Yogyakarta yang mendirikan Pusat Studi Blockchain tersebut. Ini merupakan kolaborasi dengan Indonesia Blockchain Center yang kemudian mendapatkan dukungan dari EQBR Holdings Korea Selatan dan Dubai Blockchain Center.

Dekan FTI UAJY, Parama Kartika Dewa, tak menampik bahwa tujuan kolaborasi ini adalah untuk membekali para dosen dengan pengetahuan teknologi blockchain, agar nantinya mereka dapat menjadi trainer untuk proses sertifikasi mahasiswa maupun masyarakat luas di Yogyakarta.

Selain itu, Pusat Studi Blockchain ini bukan hanya untuk mengikuti tren tetapi juga untuk membangun keunggulan kompetitif mahasiswa yang akan mengangkat kualitas lulusan Atma Jaya ke level nasional dan internasional.

"Kita ingin mahasiswa kita tersertifikasi dalam teknologi blockchain, karena blockchain menjanjikan banyak peluang, terutama bagi tiga program studi S1 di FTI, yaitu Teknik Industri, Informatika, dan Sistem Informasi," ujarnya Senin (28/4/2025).

Peresmian pusat studi ini ditandai dengan suksesnya program Training of Trainer (TOT) yang diikuti oleh 13 dosen terpilih dari Fakultas Teknologi Industri UAJY, serta para profesional dari berbagai sektor dan perwakilan pemerintah. Dengan dukungan penuh dari EQBR Korea Selatan, Dubai Blockchain Center, dan First Bullion Holdings Hongkong, Parama menyebut UAJY kini bersiap menjadi pusat pendidikan, riset, dan inovasi blockchain kelas dunia dari Indonesia.

"Saya berharap ilmu yang telah diterima para dosen dapat diteruskan dan diimplementasikan kepada seluruh mahasiswa di program studi yang ada di FTI UAJY," ucapnya.

Sementara itu, Direktur Utama Indonesia Blockchain Center, Hambali mengatakan, dengan berdirinya pusat studi ini, Yogyakarta resmi menjadi pionir transformasi digital berbasis blockchain di Indonesia. Dengan penuh keyakinan dia menyampaikan bahwa blockchain adalah masa depan. Teknologi ini dapat digunakan untuk menyimpan dan memverifikasi kredensial akademik secara digital, memudahkan proses penerimaan mahasiswa, meningkatkan keamanan sertifikat, dan memfasilitasi pembelajaran seumur hidup.

"Ini adalah langkah nyata membangun masa depan ekonomi berbasis inovasi," ujar Hambali.

 

CEO EQBR Holdings Korea Selatan, Han Jin Su mengungkapkan kebanggaannya atas kolaborasi ini. Menurutnya, blockchain akan menjadi bahasa universal masa depan.  Pihaknya ingin berbagi put engetahuan mengenai blockchain kepada mahasiswa Indonesia dan mendukung mahasiswa agar dapat mengembangkan ide-ide menjadi layanan komersial nyata melalui teknologi Web3 dan blockchain.

"Kami percaya blockchain akan menjadi bahasa universal masa depan, dan kami ingin Jogja berbicara dalam bahasa itu lebih dahulu," ungkapnya.

Senada, Philip Tam selaku CEO First Bullion Holdings Hongkong, mengatakan apa yang dibangun di Universitas Atma Jaya Yogyakarta ini akan menjadi pondasi kuat masa depan blockchain di Asia Tenggara. 

"Kami dari Hongkong siap mendukung penuh lahirnya ekosistem blockchain yang kokoh di Indonesia," ujar dia.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement