Sabtu 12 Apr 2025 09:39 WIB

Dipanggil Sutan HB X, Wali Kota Yogyakarta Dapat Wejangan Bangun Kota Lima Tahun ke Depan

Sultan meminta kebersihan ikon wisata Malioboro dapat dijaga.

Rep: Wulan Intandari/ Red: Fernan Rahadi
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, usai dipanggil Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Jumat (11/4/2025).
Foto: Wulan Intandari
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, usai dipanggil Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Jumat (11/4/2025).

REJOGJA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X memanggil Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo dan Wakil Wali Kota Wawan Harmawan dalam pertemuan tertutup di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Jumat (11/4/2025).

Keduanya mendapatkan beberapa ‘wejangan’ dari Sultan HB X termasuk membahas bagaimana konsep pembangunan Kota Yogyakarta di masa kepemimpinannya selama lima tahun ke depan.

"Saya (baru menjabat sebagai) Wali Kota baru. Pak Gubernur memberikan arahan pembangunan di kota agar tema pembangunan di kota menjadi bagian subtema pembangunan di provinsi," ujar Hasto Wardoyo setelah melakukan pertemuan, Jumat (11/4/2025).

Selain itu, Hasto juga mendapatkan arahan agar dapat melakukan penyinkronan terhadap penyusunan APBD tepat waktu atau bisa diselesaikan pada bulan Oktober 2025. Hal ini untuk mengantisipasi jika adanya kekurangan, sehingga bisa segera diperbaiki. 

“Kami sebagai kepala daerah baru diingatkan jangan molor-molor menyusun APBD. Kalau bisa Oktober sudah selesai, kemudian provinsi November sudah selesai. Kalau nanti masih ada kurang-kurang, bisa disusulkan karena masih ada waktu satu bulan untuk mengakses program provinsi,” ujar dia.

Arahan selanjutnya adalah menjadikan ikon wisata Malioboro sebagai magnet utama Kota Yogyakarta. Sultan meminta agar kebersihan di Malioboro itu dapat dijaga. Apalagi belakangan ini,  permasalahan bau pesing di kawasan tersebut sedang menjadi sorotan publik.

Beberapa andong yang parkir tidak pada tempatnya menjadi salah satu faktor penyebaran timbulan bau pesing itu.

Menurutnya apabila semua andong tertib parkir pada tempatnya, para petugas kebersihan dan para kusir lainnya akan lebih mudah melakukan pembersihan. Jika sudah tertib, langkah selanjutnya adalah melakukan kajian dan pengamatan untuk merumuskan wadah kotoran dan kencing kuda yang lebih efektif. 

"Kemudian bagaimana ke depan supaya tidak berjubel katakanlah ada outlet untuk mengurai massa, seperti Kantor DPRD DIY yang nanti akan dipindah, sehingga nanti apa kantor DPRD ini bisa menjadi bagian outlet yang mengurai massa di Malioboro. Hal itu yang beliau arahkan pada kami," ungkapnya.

Lebih lanjut, Hasto dan Wawan juga diminta untuk menata Kawasan Selatan Kota Yogyakarta. Selama ini konsentrasi pembangunan dan juga pengembangan sektor pariwisata lebih banyak terpusat di Yogyakarta bagian Utara. Harapannya jika dikembangkan, hal itu bisa mengurangi beban wisatawan yang selalu menumpuk di kawasan tengah kota.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement