REJOGJA.CO.ID, YOGYAKARTA — Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah meluncurkan Betrik 1912 di Grha SM Tower, Kota Yogyakarta, Sabtu (15/3/2025) lalu. Betrik 1912 merupakan becak bertenaga listrik ramah lingkungan.
Betrik 1912 merupakan salah satu riset hilirisasi yang dilakukan Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Rektor UAD, Muchlas mengatakan, becak listrik ini merupakan solusi transportasi berkelanjutan yang telah melalui berbagai tahap penelitian dan uji coba sejak 2018.
“Betrik ini sudah sejak 2018, waktu itu bekerja sama dengan Pemkot (Yogyakarta), lalu melakukan inovasi, dan 2024 kita kerja sama lagi dengan Dishub Yogya untuk melakukan perbaikan-perbaikan dan inovasi seperlunya, sehingga hari ini kita bisa memperoleh produk-produk hilirisasi tersebut dalam bentuk becak listrik ramah lingkungan,” kata Muchlas.
Muchlas menuturkan, alat yang digunakan untuk inovasi becak ini juga sudah melalui riset. Dengan begitu, daya yang digunakan pun efisien.
“Ada charging station baterai, sehingga becak di Yogya bisa melakukan pengisian daya,” ungkapnya.
Dengan adanya becak listrik ini, diharapkan UAD dapat berkontribusi dalam pengembangan transportasi yang lebih ramah lingkungan, efisien dan nyaman bagi masyarakat. Selain itu, Betrik 1912 ini juga dihadirkan untuk mendukung Kota Yogyakarta sebagai Kota Pariwisata yang lebih ramah lingkungan.
“Saya usulkan mungkin di Kota (Yogya) ini perlu ada Betrik online, sehingga para turis yang datang ke Yogya cukup menggunakan HP lalu becak ini datang. Ini belum pernah ada di Indonesia becak online, karena Yogya Kota Pariwisata, Kota Budaya, sehingga perlu menyediakan transportasi yang mendukung pariwisata,” ucap Muchlas.
Ketua MPM PP Muhammadiyah, Nurul Yamin mengatakan, dengan adanya Betrik 1912 ini, secara bertahap diharapkan becak motor atau bentor dapat bertransformasi ke becak ramah lingkungan. Bahkan, pihaknya juga berharap becak listrik menjadi salah satu icon dari Kota Yogyakarta.
“Diharapkan keberadaan becak ini menambah icon Kota Yogyakarta,” kata Yamin.
Dari sisi ekonomi, pengembangan becak listrik ini juga dilakukan untuk pemberdayaan ekonomi tukang becak khususnya di Yogyakarta. “Berkaitan dengan pemberdayaan ekonomi tukang becak di tengah persaingan transportasi, tentu membutuhkan keberpihakan dari banyak pihak. Muhammadiyah menunjukkan keberpihakan dengan spirit berkemajuan, dengan bertransformasi dari becak tradisional ke becak bertenaga listrik,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan mengatakan, diharapkan pengadaan becak ini bisa bertambah secara bertahap ke depannya. Dengan begitu, transformasi bentor menjadi becak listrik juga dapat dilakukan untuk menciptakan transportasi ramah lingkungan.
“Sekarang baru lima, kalau bisa nanti bisa 50 (unit Betrik 1912),” kata Wawan.
Wawan menuturkan, Pemkot Yogyakarta juga siap mendukung becak listrik ini. Bahkan, keberadaan becak ini juga diharapkan dapat mengurangi pengangguran di Kota Yogyakarta.
“Harapan kami dengan Muhammadiyah membuat lebih banyak, sehingga harganya lebih murah dan mengganti transportasi yang selama ini sudah ada. Sehingga Yogya tetap identik dengan becak dan otomatis Pemkot (Yogya) akan men-support,” ucap Wawan.
Becak listrik tersebut dapat melaju dengan jarak hingga 40 kilometer. Pada peluncurannya, ada lima becak listrik yang diserahkan kepada paguyuban tukang becak di kawasan Jalan KH. Ahmad Dahlan, Kota Yogyakarta, di mana pengadaannya juga dibantu oleh CSR Bank Danamon Syariah.