Senin 03 Mar 2025 11:27 WIB

World Water Forum ke-10 Tegaskan Komitmen Suarakan Tantangan Air Global

Pers Indonesia memainkan peran penting dalam membentuk narasi diplomasi air global.

Red: Fernan Rahadi
Presiden World Water Council Loic Fauchon dalam konferensi pers bertajuk Water in Spotlight: Media Narratives for Global lmpact di Jakarta, Jumat (28/02/2025).
Foto: dokpri
Presiden World Water Council Loic Fauchon dalam konferensi pers bertajuk Water in Spotlight: Media Narratives for Global lmpact di Jakarta, Jumat (28/02/2025).

REJOGJA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk mendorong keberlanjutan kolaborasi tata kelola air global, Dewan Air Dunia (World Water Council) menggelar 'Follow Up Meeting of the 10th World Water Forum: From Bali to Riyadh and Beyond' pada 27-28 Februari 2025 di Jakarta.

Presiden World Water Council Loïc Fauchon mengatakan bahwa pertemuan di Jakarta yang dihadiri oleh pemangku kepentingan tingkat tinggi tersebut menjadi jembatan menuju pelaksanaan World Water Forum ke-11 yang akan berlangsung di Riyadh, Arab Saudi pada 2027 dengan tema "Action for a Better Future".

Pada rangkaian acara terdapat berbagai pembahasan yang membahas seputar isu terkait sektor air dan menyoroti pentingnya diplomasi air dalam mendorong kerja sama dan perdamaian internasional. Pertemuan ini juga menjadi momentum peluncuran Laporan World Water Forum ke-10 dan World Water Warrior’s Guide.

Dalam sesi pertemuan tercatat tindak lanjut berupa kesepakatan dan penegasan komitmen untuk melaksanakan rekomendasi dan capaian World Water Forum ke-10 melalui berbagai inisiatif politik.

Wakil Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Diana Kusumastuti dalam sesi High-Level Meeting menekankan urgensi upaya transformatif dalam manajemen sumber daya air.

"Mengingat sumber air itu vital, maka ketahanan air yang terintegrasi perlu menjadi agenda nasional. Hal ini dapat terwujud melalui upaya peningkatan kerjasama nasional maupun internasional serta pendanaan dalam upaya pengembangan sumber daya air yang berkelanjutan," katanya.

Terkait inisiatif politik, pertemuan tindak lanjut juga menekankan pentingnya peran pemerintah dari segala tingkatan baik itu Kepala Negara, anggota Parlemen, Kementerian hingga otoritas lokal dan DAS untuk melakukan aksi nyata dalam mengatasi permasalahan terkait isu air.

Selain itu, Bandung Action Water Agenda juga diangkat kembali sebagai bentuk upaya kolaboratif dalam menciptakan solusi terkait isu air, investasi dan pendanaan untuk pembangunan berkelanjutan dengan menekankan pada pentingnya peran pemerintah dan swasta dalam manajemen sumber air.

Pertemuan tindak lanjut juga merumuskan enam agenda tematik solusi air global yang merupakan elaborasi dari enam subtema World Water Forum ke-10, meliputi 'Air untuk Manusia dan Alam', 'Keamanan dan Kesejahteraan', 'Pengurangan dan Manajemen Risiko Bencana', 'Kerjasama dan Diplomasi Air', 'Air dan Keuangan Inovatif’ dan 'Pengetahuan dan Teknologi'.

Peran Pers Suarakan Tantangan Air Global

Menutup “Follow Up Meeting of the 10th World Water Forum: From Bali to Riyadh and Beyond” di Jakarta, Loïc Fauchon menemui wartawan untuk berdiskusi dengan tema "Water in Spotlight: Media Narratives for Global lmpact" khususnya terkait upaya membangun kesadaran publik atas tantangan air global dan bertukar pikiran tentang prospek diplomasi air global.

Fauchon mengatakan, pers di Indonesia memainkan peran penting dalam membentuk narasi diplomasi air global, menyebarkan informasi sekaligus membangun kesadaran mengenai isu air sebagai bagian dari upaya mencari solusi bersama tantangan air dunia.

"Salah satunya melalui pemberitaan praktik baik yang telah mengakar di masyarakat setempat untuk keberlanjutan air. Praktik lokal mitigasi bencana di Aceh dan irigasi Subak di Bali adalah contoh bentuk-bentuk kearifan lokal dalam menangkal dampak perubahan iklim yang dapat direproduksi di berbagai belahan bumi lain," katamuya.

"Dengan ragam praktik baik konservasi air dan mitigasi bencana, saya tidak ragu menyebut Indonesia sebagai Champion of water conservation. Untuk itu media memiliki peran penting dalam menyebarluaskan informasi dan pesan kepada masyarakat global dan pada akhirnya mendorong implementasi aksi nyata," ujarnya.

Senada dengan Fauchon, ⁠Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum Lilik Retno Cahyadiningsih mengungkapkan bahwa peran media sangat penting untuk menyampaikan pesan kunci dari World Water Forum ke-10. la juga merangkum tindak lanjut utama yang akan membentuk upaya berkelanjutan menuju pengelolaan air yang berkelanjutan yaitu meliputi implementasi hasil Forum ke-10, memperkuat kolaborasi internasional, menjembatani transisi ke World Water Forum ke-11 di Riyadh, strategi berorientasi tindakan dan kesadaran publik serta keterlibatan pemangku kepentingan.

"Selanjutnya kami akan fokus pada penerapan rekomendasi yang telah dibahas, dari penyelarasan kebijakan hingga inovasi teknologi dalam pengelolaan sumber daya air," katanya.

“Kehadiran media dapat menjadi kesempatan untuk menyebarkan kabar mengenai komitmen dan kesepakatan yang telah dibuat dalam World Water Forum ke-10. Kami juga berharap teman-teman media dapat membantu menyebarluaskan informasi terkait upaya global mencari solusi tantangan air global,” kata Lilik. Ia juga menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk meningkatkan kesadaran akan masalah dan krisis air dengan salah satunya berkolaborasi dengan berbagai sektor, terutama pers.

Turut hadir ⁠Staf Khusus Bidang Sumber Daya Air dan Kerjasama Internasional Kementerian Pekerjaan Umum RI Arie Setiadi Moerwanto. Ia mengatakan, “Terkait narasi media dalam mendukung upaya solusi air global, dalam konteks Indonesia menunjukkan adanya tantangan dan peluang komunikasi publik tentang masalah air. Hal ini perlu menjadi perhatian bersama mengingat sebagai negara kepulauan, Indonesia akan sangat terpengaruh oleh krisis air," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement
Advertisement
Advertisement