Dalam surat yang beredar, disebutkan dikeluarkannya surat tersebut atas kesepakatan warga. Padahal, kata Hariyono, surat tersebut tidak menggambarkan pendapat dari seluruh warga di kawasan tersebut.
“Intinya Pak RW itu ingin (masyarakat) ngomong semua, cuma dia salah melakukan tindakannya, tindakannya keliru, membuat suratnya keliru. Sebenarnya sudah diberitahu ke kolega-kolega yang lain, tapi bersikeras surat itu harus tetap ditayangkan. Karena akhirnya desakan masyarakat dan Muhammadiyah sendiri keras dalam hal ini, akhirnya (surat itu) tetap harus dicabut dan (ketua RW) minta maaf,” kata Hariyono.
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement