REJOGJA.CO.ID, SEMARANG -- Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) telah dilaksanakan serentak, Senin (10/2/2025). Di Semarang, Jawa Tengah (Jateng), sejumlah warga kalangan lansia masih mengalami kesulitan mengakses CKG karena proses administrasi harus dilakukan secara daring.
Endang (60 tahun) menjadi peserta CKG di Puskesmas Pandanaran, Kota Semarang. Dia mengaku dibantu sepupunya untuk bisa mengikuti CKG. "Kebetulan saya, nuwun sewu, orang gaptek, minta tolong sepupu download aplikasinya, terus bisa ke sini," katanya ketika diwawancara.
Ia mengaku menggunakan gawai anaknya untuk bisa mengikuti CKG. "Kebetulan ini email dan HP-nya juga punya anak saya. Tapi sama puskesmas tetap bisa dilayani," ujar Endang yang berulang tahun pada 9 Januari lalu.
Ketika datang ke Puskesmas Pandanaran, Endang diarahkan ke meja Helpdesk CKG. Di sana terdapat petugas yang membantunya memproses aplikasi Satu Sehat Mobile. "Setelah itu saya dapat nomor untuk verifikasi pendaftaran, setelahnya baru kita (antre) ke sini," ucapnya.
Namu Endang berpendapat pelayanan CKG di Puskesmas Pandanaran berjalan tertib dan teratur. Petugas atau staf pun dinilai sigap membantu warga yang mengalami kesukaran terkait aplikasi.
Endang pun mengapresiasi program CKG. "Sangat bermanfaat. Soalnya kalau cek kesehatan sendiri kan biayanya mahal, apalagi keseluruhannya. Harapan kami bisa berkelanjutan," ujarnya.
Pengalaman seperti Endang juga dialami Supriyono (63 tahun). Dia mengaku dibantu oleh anaknya untuk bisa mengakses layanan CKG di Puskesmas Pandanaran. "Saya soalnya kurang ngerti dengan aplikasinya. Tapi tadi dapat arahan juga dari petugas di meja helpdesk untuk cara-caranya," ucapnya.
Supriyono mengaku tak memiliki keluhan apa pun. "Ya ini mau cek saja, mau periksa, biar ketahuan kondisi kesehatan saya gimana," katanya.
Sementara itu di Puskesmas Bulu Lor, Kota Semarang, peserta CKG pada Senin masih minim. Dari kuota 30 peserta per hari, hanya terdapat empat yang mendaftar. Kepala Puskesmas Bulu Lor, Dien Hasana menduga, masih cukup banyak masyarakat yang belum terinfo terkait program CKG.
Dien mengungkapkan, puskesmasnya sudah terlebih dulu melaksanakan CKG, yakni sejak Januari lalu. "Januari itu sudah mulai ada masyarakat yang cek kesehatan gratis. Karena dari awal Januari sudah terinfo mungkin dari medsos-nya Kemenkes," ujarnya.
Kendati demikian, Dien mengatakan, pada Januari lalu jumlah warga yang memanfaatkan layanan CKG di Puskesmas Bulu Lor masih minim atau di bawah sepuluh per hari. Dia mengungkapkan, sejak Januari puskesmasnya sudah aktif melakukan sosialisasi program CKG kepada masyarakat dengan melibatkan kader puskesmas, posyandu, dan PKK.
"Kami juga punya WhatsApp grup kepala sekolah, itu juga kami sosialisasikan. Jadi memang perlu untuk kita ngeroyok bareng-bareng sosialisasinya ini. Tidak bisa hanya satu dua kali," ucapnya.
Dien mengungkapkan, sejak puskesmasnya melaksanakan CKG pada pertengahan Januari lalu, terdapat sejumlah lansia yang memang mengalami kesulitan karena proses administrasi mesti dilakukan secara daring. Dia menyebut, peserta lansia biasanya didampingi anggota keluarganya.
"Mereka kan kita minta untuk download aplikasi Satu Sehat, seandainya ada yang enggak paham, kami menyiapkan (meja) helpdesk untuk yang ngajari. Makanya helpdesk ini (petugasnya) ada terus untuk yang ngajari," kata Dien.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Abdul Hakam mengungkapkan, dalam pelaksanaan CKG, peserta akan menjalani sejumlah pemeriksaan. "35 screening yang dilakukan. Bayi ada empat, balita ada delapan, remaja ada 12, dewasa ada 24, kemudian lansia ada 30," ucapnya.
Contoh pemeriksaan atau skrining pada bayi dan balita antara lain adalah hipotiroid kongenital, hiperplasia adrenal kongenital, perkembangan (motorik, sensorik, dan kognitif), tuberkulosis, dan diabetes melitus. Sementara skrining pada anak usia sekolah hingga remaja antara lain tuberkulosis, perilaku merokok, diabetes melitus, thalasemia, kebugaran, gizi, dan jiwa. Sementara skrining pada kalangan dewasa hingga lansia antara lain jiwa, tekanan darah, tuberkulosis, perilaku merokok, kanker payudara, kanker leher rahim, stroke/jantung, kanker paru, kanker usus besar, hati, dan ginjal.