Selasa 04 Feb 2025 21:31 WIB

Kepala Perpusnas: Perpustakaan Bawa Misi Pemartabatan Bangsa

Tugas yang dikerjakan di perpustakaan tak sama layaknya membangun infrastuktur umum.

Red: Fernan Rahadi
Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) E. Aminudin Aziz
Foto: dokpri
Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) E. Aminudin Aziz

REJOGJA.CO.ID, JAKARTA -- Aktivitas membaca disebut sebagai pijakan dasar bagi individu untuk mengembangkan minat dan bahkan dapat menjadi penulis. Namun, menurut Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) E. Aminudin Aziz, prosesnya tidak dapat dibiarkan begitu saja melainkan harus diajarkan dan diarahkan.

Setelah resmi dilantik pada 7 Januari 2025, pria yang akrab dipanggil Amin ini menghadirkan semboyan baru Perpusnas yaitu “Perpustakaan Hadir Demi Martabat Bangsa”. Melalui semboyan ini, dia mengajak peserta Rakornas untuk membuat definisi baru tentang perpustakaan.

“Perpustakaan memiliki fungsi yang sangat substansial, fundamental, dan instrumental di dalam pengembangan kecakapan literasi untuk peradaban bangsa. Bapak dan Ibu ditugasi untuk membawa misi pemartabatan bangsa," jelasnya saat membuka kegiatan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Perpustakaan Tahun 2025, yang diselenggarakan di Jakarta, pada Selasa (4/2/2025).

Lebih lanjut, mantan Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa periode 2020-2024 ini menekankan bahwa tugas yang dikerjakan di perpustakaan tidak sama layaknya membangun infrastuktur umum, yang mana hasilnya dapat terlihat dalam waktu singkat.

"Kecakapan literasi akan kelihatan setelah sekian lama, mungkin setelah lima tahun, sepuluh tahun, atau setelah satu generasi. Karena apa? Fondasi untuk literasi akan dibangun dalam waktu yang tidak sebentar," katanya menambahkan.

Pada periode 2025-2029, Perpusnas mengusung tiga program prioritas yakni penguatan budaya membaca dan peningkatan kecakapan literasi, pengarus-utamaan naskah Nusantara, serta standardisasi, dan akreditasi perpustakaan.

"Ketiga program tersebut akan didukung oleh beberapa faktor antara lain infrastruktur yang memadai, kepemimpinan yang transformasional, program yang memberdayakan, dan kemitraan yang saling menghormati, prinsip kesetaraan, dan saling memberi keuntungan," urainya.

Sepanjang 2025, dia menjelaskan, pihaknya akan menata program dengan melakukan lima hal. Pertama, memadukan setiap program agar dapat diampu bersama, baik oleh internal Perpusnas, maupun lembaga mitra di pusat dan di daerah. Kedua, mengoptimalisasi pengelolaan dan pemanfaatan naskah.

Ketiga, mereviu erangka pikir dan instrumen untuk Indeks Peningkatan Literasi Masyarakat, Tingkat Kegemaran Membaca, dan akreditasi perpustakaan. Keempat, menata ulang program dan pendanaan dekonsentrasi di provinsi serta perbantuan di kabupaten dan kota. Kelima, mengimplementasikan Instruksi Presiden No. 1 Tahun 2025 tentang tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan APBN dan APBD TA 2025 dan alokasi Dana Alokasi Khusus Fisik.

Pada akhir sambutannya, dia berharap para peserta Rakornas Bidang Perpustakaan dapat memberikan kontribusi yang optimal. “Sehingga gerakan kita untuk membudayakan kebiadaan membaca di kalangan masyarakat dan meningkatkan kecakapan literasi demi martabat bangsa, betul-betul tercapai," ujarnya.

Sementara itu, penulis Eka Kurniawan mengatakan menjadi seorang penulis dapat diawali dengan membaca. Namun, kebiasaan membaca buku bukan hal yang muncul secara alamiah, namun harus dimulai sedari dini.

“Baca itu harus diperkenalkan kepada anak-anak melalui orang tua, guru atau siapapun. Dibiasakan dan kemudian dilatih, dan baru dari sana muncul kebiasaan,” ungkap penulis Cantik itu Luka tersebut dalam Rakornas Bidang Perpustakaan Tahun 2025.

Bahkan dia berkisah, banyak tokoh besar termasuk dirinya, yang keinginan menulisnya muncul karena faktor kebetulan. Ketertarikan Eka untuk membaca buku muncul ketika menemukan taman bacaan pada masa kecil. Rasa penasarannya muncul karena buku yang ada di taman bacaan itu sangat berbeda dengan buku yang ada di sekolah. Dari sinilah ketertarikannya terhadap membaca buku tumbuh, hingga menjadi seorang penulis.

Lulusan Fakultas Filsafat UGM ini berharap faktor kebetulan itu dapat menjadi hal yang dipersiapkan untuk anak-anak Indonesia. Salah satunya dengan memberikan akses buku dan bahan bacaan yang mudah dijangkau oleh berbagai lapisan masyarakat, khususnya anak-anak.

Dia menilai anak membutuhkan dukungan dan fondasi kuat dalam menciptakan kebiasaan membaca dan budaya literasinya. Eka menilai harus ada upaya untuk ‘mencegat’ anak-anak dengan lingkungan penuh buku dan membuat mereka tidak sengaja terpapar buku.

“Yang menciptakan kebetulan-kebetulan itu memang harus kita. Mengepung anak-anak remaja dengan buku, mencegatnya, membuat mereka terpapar. Dengan begitu bukan mereka yang dipanggil-panggil untuk datang ke perpustakaan atau toko buku. Justru kita mendatangi mereka. Kita harus tahu di mana mereka bisa melihat buku-buku itu," tuturnya.

Dia berpesan agar buku tidak hanya berguna bagi seorang penulis. Buku harus berguna untuk mereka yang punya rasa ingin tahu yang besar, namun tidak dapat melihat secara langsung.

"Buku menjadi salah satu cara yang paling mudah untuk membuat horizon kita semakin luas. Misalkan ketika tinggal di satu tempat yang terisolir, hanya perlu jembatan keluar lewat buku," katanya.

Rakornas Bidang Perpustakaan Tahun 2025 mengusung tema “Sinergi Membangun Budaya Baca dan Kecakapan Literasi untuk Negeri”. Dalam Rakornas Bidang Perpustakaan Tahun 2025, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti dijadwalkan menjadi pembicara kunci pada Rabu (5/2/2025). Selain itu, Rakornas menghadirkan para narasumber yang memiliki perhatian khusus kepada isu perpustakaan dan literasi yakni Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman, pegiat literasi Maman Suherman, Ketua Umum Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) Munawar Holil, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Gunungkidul Kisworo, serta sesi kebijakan yang disampaikan pimpinan tinggi Perpusnas.

Rakornas Bidang Perpustakaan merupakan upaya untuk melaksanakan konsolidasi dan koordinasi antarpemangku kepentingan di bidang perpustakaan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang terdapat dalam Rencana Strategis Perpusnas serta mendukung proses perencanaan partisipatif yang melibatkan seluruh jajaran pemangku kepentingan di bidang perpustakaan, dengan mekanisme bottom up dan topdown planning.

Rakornas Bidang Perpustakaan diselenggarakan dengan tujuan yakni merumuskan dan menyusun strategi yang terintegrasi di antara berbagai pemangku kepentingan (pemerintah, lembaga pendidikan, komunitas, sektor swasta, dan masyarakat) dalam meningkatkan literasi, meningkatkan koordinasi di antara berbagai lembaga, kementerian, dan organisasi yang terlibat dalam program literasi, serta memperkuat kemitraan di antara sektor publik, swasta, masyarakat sipil, dan komunitas lokal dalam membangun literasi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement