REJOGJA.CO.ID, PEKALONGAN -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) akan membangun jembatan darurat atau biasa juga disebut jembatan Bailey di Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, yang terdampak bencana banjir dan tanah longsor. Pembangunan jembatan tersebut diharapkan dapat mempermudah akses ke lokasi terdampak bencana.
Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana mengungkapkan, tiga jembatan yang menghubungkan Kecamatan Petungkriyono dengan Kecamatan Doro rusak atau putus akibat terdampak arus banjir. "Kita sudah rapatkan, dan ini sudah mulai kita adakan perbaikan, untuk tahap awal akan menggunakan jembatan Bailey. Jembatan Bailey ini jembatan darurat, jembatan sementara yang nanti bisa dijadikan akses jalan untuk menghubungkan antara Petungkriyono dengan Doro," ucapnya ketika meninjau lokasi longsor di Desa Kasimpar, Petungkriyono, Rabu (22/1/2025).
"Jembatan Bailey ini rencananya (dibangun) sekitar 40 meter," tambah Nana.
Dia mengungkapkan, setelah banjir dan longsor melanda Petungkriyono pada Senin (20/1/2025), pengiriman bantuan ke lokasi-lokasi terdampak sulit dilakukan karena tertutupnya akses. "Walaupun kemudian kita dengan pasukan yang ada, langsung melakukan langkah-langkah percepatan untuk sampai ke sasaran. Karena memang ini daerah perbukitan, tidak mudah dilalui," ucapnya.
Namun Nana menyebut saat ini pasokan bantuan telah sampai ke lokasi-lokasi terdampak banjir dan longsor. Selain dari Pemprov Jateng dan Pemkab Pekalongan, Kementerian Sosial juga sudah mengirimkan bantuan.
"Tadi kita lihat sama-sama ada kasur lipat, kemudian ada pakaian, selimut, alat mandi. Karena memang betul-betul yang dibutuhkan masyarakat," kata Nana.
Selain itu, Nana menambahkan, dapur umum pun sudah didirikan dan mulai beroperasi pada Rabu pagi. Dia berharap dapur umum itu dapat memenuhi kebutuhan makanan warga terdampak bencana.
Korban Jiwa Bertambah
Nana Sudjana mengungkapkan, hingga Rabu pukul 14:30 WIB, jumlah korban meninggal yang telah ditemukan sebanyak 20 orang. Sementara itu terdapat delapan warga yang masih dinyatakan hilang dan dalam proses pencarian.
"Kemudian yang luka-luka, saat ini memang ada sebagian yang sudah pulang. Kemudian yang (luka) berat kami arahkan ke rumah sakit terdekat, dan insya Allah mereka dalam penanganan yang baik," ujar Nana.
Menurut informasi dalam keterangan pers Pemprov Jateng, sekitar pukul 15:30 WIB, satu orang yang dinyatakan hilang ternyata masih hidup dan diketahui pulang ke rumah keluarganya. Dengan demikian, saat ini jumlah warga hilang adalah tujuh orang.
Saya bersama Forkopimda Jateng dan Kabupaten Pekalongan mengucapkan turut berbelasungkawa, berdukacita, atas terjadinya bencana longsor yang mengakibatkan korban meninggal," kata Nana
Dalam kunjungannya ke Desa Kasimpar, Nana sempat berbincang dengan sejumlah korban yang masih dirawat di Puskesmas Petungkriyono. Mereka menyampaikan kepada Nana bahwa bencana longsor yang melanda desa mereka disebabkan hujan lebat selama sekitar tiga jam pada Senin (20/1/2015).
"Jadi di kecamatan (Petungkriyono) ini merupakan daerah-daerah perbukitan yang memang rawan untuk terjadinya longsor, apalagi dengan hujan yang cukup besar itu," kata Nana.
Dia menambahkan saat ini terdapat sekitar 500 hingga 550 personel yang masih melakukan pencarian korban dan membuka akses ke lokasi-lokasi terdampak longsor. Personel tersebut terdiri dari Basarnas, BPBD, TNI-Polri, Satpol PP, termasuk relawan dari organisasi kemasyarakatan seeperti Banser.