REJOGJA.CO.ID, SEMARANG -- Pj Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Nana Sudjana berharap gubernur-wakil gubernur Jateng terpilih, Ahmad Luthfi dan Taj Yasin Maimoen, dapat memprioritaskan pengentasan kemiskinan dan pengangguran ketika resmi menjabat. Hal itu disampaikan Nana karena pada Kamis (20/2/2025) besok, Luthi dan Yasin akan dilantik oleh Presiden.
Nana mengungkapkan, selama dia mengemban tugas sebagai penjabat gubernur Jateng sejak September 2023, pengentasan kemiskinan, pengangguran, dan stunting, telah menjadi prioritas. "Tentunya kami berharap kepada Pak Luthfi dan Gus Yasin, program-program yang selama ini sudah berjalan, program-program terkait masalah kemiskinan, pengangguran, stunting, kemudian juga inflasi, ini tetap menjadi program prioritas utama yang akan diteruskan," kata Nana seusai acara temu media di Kantor Gubernur Jateng, Rabu (19/2/2025).
Dia menambahkan, pekerjaan rumah di sejumlah bidang lainnya pun turut menanti kepemimpinan Luthfi-Yasin. Nana mengungkapkan bahwa acara serah terima jabatan dengan Luthfi-Yasin akan dilaksanakan di Gedung Gradhika di Kantor Gubernur Jateng pada Kamis malam besok.
"Sudah kita siapkan semua (keperluan sertijab). Rencana akan dilaksanakan di Gedung Gradhika," kata Nana seraya menambahkan bahwa acara tersebut bakal turut dihadiri jajaran Forkopimda Jateng serta tokoh masyarakat dan lintas-agama.
Salah satu isu utama yang dihadapi Jateng adalah kemiskinan. Di bawah kepemimpinan Nana, angka kemiskinan di provinsi tersebut memang mengalami penurunan. Bulan lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng mengungkapkan, jumlah penduduk miskin di Jateng per September 2024 mencapai 3,4 juta orang. Jumlah itu turun 307,99 ribu dibandingkan Maret 2024.
"Jumlah penduduk miskin di Provinsi Jawa Tengah pada September 2024 sebanyak 3,40 juta orang. Dibandingkan Maret 2024, jumlah penduduk miskin mengalami penurunan 307,99 ribu orang. Persentase penduduk miskin pada September 2024 tercatat sebesar 9,58 persen, turun 0,89 persen poin terhadap Maret 2024," tulis BPS Jateng dalam laporannya yang dirilis 15 Januari 2025 lalu.
Menurut BPS Jateng, berdasarkan daerah tempat tinggal, selama setahun terakhir, yaitu periode Maret 2024-September 2024, jumlah penduduk miskin di perdesaan turun 156,23 ribu orang, dari 1,87 menjadi 1,71 juta orang. Sementara di perkotaan dari 1,84 juta orang menjadi 1,68 juta orang. "Persentase penduduk miskin perdesaan turun 0,89 persen poin dari 11,34 persen menjadi 10,45 persen. Demikian juga di perkotaan turun 0,88 poin persen dari 9,71 persen menjadi 8,83 persen," ungkap BPS Jateng.
Kepala BPS Jateng Endang Tri Wahyuningsih menyebut, penurunan persentase kemiskinan di Jateng menjadi yang tertinggi di Pulau Jawa. Daerah Khusus Jakarta mencatatkan penurunan persentase kemiskinan sebesar 0,16 persen, Jawa Barat 0,38 persen, Banten 0,14 persen, Daerah Istimewa Yogyakarta 0,43 persen, dan Jawa Timur 0,23 persen.
Menurut Endang, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi angka penduduk miskin di Jateng. Salah satunya kenaikan upah buruh menjadi Rp2.405.447 (Agustus 2024) per bulan dari Rp2.252.660 (Februari 2024) per bulan. "Kemudian inflasi juga terkendali di 1,57 (persen). Kita juga pertumbuhan ekonomi terjaga dengan baik," kata Endang.