REJOGJA.CO.ID, KLATEN -- Tim pengabdian masyarakat Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Islam Indonesia (UII) memanfaatkan mesin pencacah rumput hemat energi pada Kelompok Ternak 99 Farm. Kegiatan ini dilatarbelakangi tantangan yang dihadapi kelompok ternak asal Klaten yang berdiri tahun 2020 tersebut dalam meningkatkan efisiensi produksi pakan ternak dan menjaga kesejahteraan peternaknya.
"Dengan luas area satu hektare dan 120 ekor kambing, mereka (Kelompok Ternak 99 Farm-Red) membutuhkan pasokan pakan yang konsisten," ujar Dosen Jurusan Teknik Industri FTI UII, Elanjati Worldailmi, dalam siaran pers, Selasa (24/12/2024).
Elanjati melanjutkan, proses pencacahan rumput yang masih manual memakan waktu dan berisiko bagi keselamatan pekerja. "Teknologi mesin pencacah rumput hemat energi yang ergonomis dapat menjadi solusi untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi risiko kecelakaan kerja, dan menekan biaya operasional," katanya menegaskan.
Untuk membantu menyelesaikan permasalahan tersebut, lanjut Elanjati, dilakukan pengabdian masyarakat dengan tujuan memperkenalkan mesin pencacah rumput baru yang hemat energi dan aman, meningkatkan produktivitas ternak, serta mengurangi risiko kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dengan mempertimbangkan ergonomic melalui perancangan antropometri.
"Pengabdian ini juga melibatkan mahasiswa dalam program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) untuk mendapatkan pengalaman lapangan dan menerapkan ilmu yang diperoleh di kelas," kata Elanjati.
Selain Elanjati, tim pengabdian masyarakat ini terdiri dari Putri Dwi Annisa (dosen Jurusan Teknik Industri FTI UII), Elvira Sukma Wahyuni (dosen Jurusan Teknik Elektro FTI UII), Hasan Masalik (mahasiswa Jurusan Teknik Industri FTI UII), Anggun Galuh Puspita Ningtyas (mahasiswa Jurusan Teknik Industri FTI UII), dan Nada Putri Fauziyah (mahasiswa Jurusan Teknik Industri FTI UII). Serangkaian kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan sejak Mei hingga Desember 2024 atau selama delapan bulan.
Ia memaparkan, tahapan pengabdian meliputi sosialisasi, pelatihan, penerapan teknologi, pendampingan, dan evaluasi. Selain itu, rencana keberlanjutan mencakup pemantauan internal oleh kelompok ternak. "Fokus utama adalah meningkatkan efisiensi operasional dan penerapan standar K3 dalam aktivitas peternakan," katanya.
Teknologi yang diterapkan di Kelompok Ternak 99 Farm dirancang dengan mempertimbangkan hemat energi melalui penggunaan panel surya, ergonomic melalui desain sesuai ukuran antropometri, dan keamanan kerja melalui penutup pisau dan penggunaan APD (alat pelindung diri).
Pengabdian masyarakat ini terdiri dari observasi dan identifikasi faktor resiko pada mesin pencacah rumput yang telah ada di pasaran, FGD penggalian informasi terkait kendala dan permasalahan serta usulan rekomendasi untuk pengendalian resiko mesin pencacah rumput yang telah ada di pasaran dari hasil penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, penentuan ukuran rancangan mesin pencacah rumput berdasarkan bank data antropometri Indonesia, perancangan gambar 2D dan 3D mesin pencacah rumput baru yang mempertimbangkan K3 dan ergonomic, pembuatan prototype, pengujian prototype, pembuatan final mesin pencacah rumput, serta sosialisasi dan pelatihan penggunaan mesin.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan sebagai upaya untuk memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi oleh Kelompok Ternak 99 Farm, terutama dalam hal peningkatan efisiensi produksi pakan dan penerapan standar keselamatan kerja yang lebih baik.
"Kami berharap, melalui adopsi teknologi mesin pencacah rumput yang hemat energi dan ergonomis, Kelompok Ternak 99 Farm dapat meningkatkan produktivitas ternak, mengurangi biaya operasional, dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman bagi para peternak. Harapan kami pula, mesin pencacah rumput beserta panel surya dapat memberikan kemanfaatan pada Kelompok Ternak 99 Farm. Karena sebaik baik manusia adalah yang memberikan manfaat kepada sesama," katanya.
Adapun manfaat yang peroleh dari kegiatan ini adalah meningkatkan efisiensi produksi pakan, meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3), meningkatkan produktivitas ternak, dan pengurangan biaya operasional.
Elanjati mengungkapkan, pelaksanaan program pengabdian masyarakat ini merupakan Hibah BIMA Skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat, Ruang Lingkup Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat, Program Pengabdian kepada Masyarakat pada tahun Pendanaan 2024 dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Masyarakat (DRTPM), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi (Diktiristek), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).
"Semoga kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kesejahteraan peternak dan mendukung keberlanjutan usaha peternakan yang ramah lingkungan," ujarnya mengakhiri.