Selasa 06 May 2025 12:04 WIB

Mahasiswa Doktoral FTI UII Kembangkan Model Strategi Pencegahan-Perlindungan K3 pada UMKM

Ahmad Padhil menjadi salah satu calon lulusan pertama dan tercepat DRI UII.

Red: Fernan Rahadi
Dr (cand) Ir Ahmad Padhil (kelima kiri) bersama pimpinan sidang, sekretaris, promotor, dan para penguji usai mempertahankan disertasinya pada ujian tettup di kampus FTI UII Yogyakarta, Rabu (30/4/2025).
Foto: Humas FTI UII
Dr (cand) Ir Ahmad Padhil (kelima kiri) bersama pimpinan sidang, sekretaris, promotor, dan para penguji usai mempertahankan disertasinya pada ujian tettup di kampus FTI UII Yogyakarta, Rabu (30/4/2025).

REJOGJA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Mahasiswa Program Studi Rekayasa Industri Program Doktor Fakultas Teknologi Industri (FTI) UII, Dr (cand) Ir Ahmad Padhil berhasil mempertahankan disertasinya di depan tujuh penguji pada ujian tertutup di kampus FTI UII, Yogyakarta, Rabu (30/4/2025) Disertasi tersebut berjudul 'Pengembangan Model Strategi Pencegahan dan Perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Usaha Mikro Kecil Menangah (UMKM) di Indonesia.'

"Alhamdullilah perjuangan panjang menempuh pendidikan S3 Doktor Rekayasa Industri (DRI) Universitas Islam Indonesia hampir mencapai akhir bagi Ahmad Padhil. Pada pagi hari Rabu, 30 April 2025, yang bersangkutan telah berhasil melewati ujian tertutup sebagai salah satu tahapan akhir dari studi doktoralnya," ujar Ketua Program Studi Rekayasa Industri Program Doktor FTI UII, Prof Elisa Kusrini, dalam siaran persnya, Selasa (6/5/2025).

Prof Elisa mengungkapkan, Ahmad Padhil menjadi salah satu calon lulusan pertama dan tercepat DRI UII, yaitu hanya dalam waktu 2,5 tahun. Program ini juga mencatatkan yang bersangkutan sebagai doktor pertama dengan pengalaman kolaborasi global yang kuat serta berbagai karya akademik.

"Keberhasilan ini diharapkan dapat semakin memperkuat kontribusi DRI UII dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan dukungan terhadap dunia industri, khususnya UMKM. Selamat kepada Ahmad Padhil atas pencapaiannya yang membanggakan. Bangga akan prestasimu," ujar Prof Elisa.

Salah satu penguji eksternal, Prof Ir A. Harits Nu'man, mengutarakan perjuangan Ahmad Padhil turut menjadi contoh karena yang bersangkutan adalah seorang dosen yang berasal dari tempat yang cukup jauh yakni Makassar. Ia menggunakan kapal laut tanpa beasiswa dari kampusnya hingga berlabuh di UII.

"Jarak dan keterbatasan biaya tampaknya bukan sebuah kendala. Tekad yang kuat mengalahkan semuanya. Dengan disertasi yang disusun secara sistematis, metodologi yang tepat, serta hasil yang tentunya bermanfaat bagi dunia pendidikan dan masyarakat. Proud of you Daeng Ahmad Fadhil, gelar doktor pertama di Angkatan I hanya tinggal menunggu waktu, kinerjamu sudah nyata dan berkualitas," kata Prof Harits.

Sementara itu, Ahmad Padhil mengatakan penelitian tersebut dilakukannya karena ia melihat adanya kesenjangan pencegahan keselamatan kerja pada sektor formal dan informal.

Menurut Padhil, kebaruan penelitian penelitian ini adalah adanya model adaptif terhadap penanganan K3 di UMKM yang sangat heterogen karena berbasis management task dengan mengombinasikan pendekatan Makroergonomi dan Human Factor Analysis and Classification (HFACS).

"Di mana makroergonomi melihat sebagai kebutuhan organisasi dan HFACS sebagai management task untuk menghasilkan prevention dan protection terhadap pekerja di UMKM," katanya.

Padhil menuturkan kontribusi unik dari model ini dapat diadaptasi oleh sektor informal khususnya UMKM untuk melakukan perlindungan terhadap tenaga kerja dengan memberdayakan komponen organisasi sendiri.

Padhil melanjutkan, pemangku kepentingan di sektor K3 telah memberikan pendapat bahwa model ini sangat adaptif untuk kebutuhan UMKM. "Untuk penerapan dalam jangka waktu dekat akan dibuatkan panduan pelaksanaan model ini agar dapat dilakukan hilirisasi secara cepat," katanya.

Ia pun berterima kasih kepada DRI UII yang membuka ruang tak terbatas untuk terus mengembangkan diri. Selain itu, pendekatan humanis yang diberikan membuat semua langkah yang dirasa berat menjadi mudah.

"Kami berterima kasih karena sampai ujian terutup pun kami betul-betul diberikan kesempatan belajar dengan menghadirkan penguji sesuai dengan tema yang kami angkat untuk memperkaya dan memperbaiki apa yang talah kami tuliskan baik dari internal maupun eksternal."

Terakhir, ia juga mengucapkan terima kasih kepada pimpinan sidang dan sekretaris yang memimpin sidang dengan tepat waktu dan cermat secara metode. "Terakhir kepada tim promotor dengan bangga kami ucapkan 'I am UII'," tuturnya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement