REJOGJA.CO.ID, SLEMAN -- Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada (UGM) bersama warga Dusun Jaban bekolaborasi menciptakan inovasi baru melalui revitalisasi Sungai Boyong. Kegiatan tersebut sebagai wujud kuliah praktik dan penerapan ekonomi sirkular. Mahasiswa Fisipol dibagi dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan permasalahan dan solusi bagi masyarakat Jaban.
Dosen Ilmu Hubungan Internasional (HI), Suci Lestari Yuana, menuturkan kegiatan ini sebagai bentuk perwujudan dan kolaborasi dari jurusan HI pada kelas Ekonomi Politik Pembangunan dan kelas Metode Riset Departemen Manajemen Kebijakan Publik UGM. "Kita mengajak mahasiswa untuk memikirkan kira-kira rekomendasi kebijakan atau solusi apa yang bisa ditawarkan di masyarakat Jaban," jelasnya, Ahad (24/11/2024) lalu.
Perkuliahan yang dikemas melalui acara Boyong Edufest 2024 digelar pada 24-25 November 2024 tersebut merupakan wadah mahasiswa untuk mempresentasikan program hasil riset. Suci mengatakan, mahasiswa telah melakukan riset dua bulan sebelumnya untuk melakukan studi lapangan dan wawancara mengenali permasalahan di pesisir Sungai Boyong.
Pada festival ini, warga kemudian dapat memberikan penilaian terhadap program yang paling relevan dari mahasiswa dan diajukan menjadi program pada Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik. "Dari semua poster ini akan kita seleksi mana program yang paling konkrit menurut warga akan kita rencanakan diajukan sebagai KKN Tematik tahun depan dan mahasiswa sudah tau apa yang akan dilakukan besok saat KKN," jelas Suci.
Adanya kolaborasi antara mahasiswa, masyarakat, dan pemangku kebijakan sebagai sinergi memaksimalkan revitalisasi sungai untuk perubahan nyata dan berkelanjutan. Selain menciptakan adanya kolaborasi berkelanjutan, mahasiswa dapat menciptakan bagaimana penerapan kebijakan sesuai dengan kebutuhan dan tidak merugikan masyarakat. Salah satu kelompok menjelaskan tujuan salah satu program kerja yang dibuat untuk meningkatkan nilai ekonomi masyarakat setempat. "Kita bisa lihat dari sudut pandang masyarakat yang terdampak pembangunan. Karena kalau mau bikin kebijakan atau aturan pasti harus merasakan, kalau gak tinggal di sini kan gak tau gitu," jelasnya.
Selain diisi dengan presentasi program kerja dari mahasiswa, festival ini juga diisi dengan pentas seni dari masyarakat sekitar, bazaar umkm, kegiatan kreatif seperti lomba anak, kompetisi memancing, dan pelepasan ikan ke sungai sebagai simbol komitmen pelestarian lingkungan.