Kamis 07 Nov 2024 21:07 WIB

Malam Jumat, Lebih Utama Baca Yasin atau Surah Al-Kahfi? Ini Tuntunan Rasulullah

Umat Islam di Indonesia memiliki tradisi Yasinan setiap malam Jumat.

Red: Karta Raharja Ucu
Umat Islam di Indonesia memiliki tradisi Yasinan pada malam Jumat.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Umat Islam di Indonesia memiliki tradisi Yasinan pada malam Jumat.

REJOGJA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kamis malam atau biasa disebut malam Jumat adalah waktu istimewa bagi umat Islam. Alasannya, di malam tersebut umat Islam, khususnya di Indonesia, memiliki tradisi mendaras Alquran, khususnya Surah Yasin. Namun, sebagian umat Islam lainnya ada juga yang membaca Al Kahfi daripada Yasinan. Lantas mana yang lebih utama dibaca pada malam Jumat, apakah Surah Yasin atau Surah Al Kahfi?

Pakar Ilmu Alquran, KH Ahsin Sakho Muhammad, menyampaikan, Rasulullah SAW memberikan tuntunan untuk membaca surah al-Kahfi pada malam Jumat dan hari Jumat. "Rasulullah SAW bersabda bahwa barang siapa yang membaca surah al-Kahfi pada hari Jumat atau malam Jumat, maka Allah SWT akan memberikan cahaya kepada orang tersebut selama satu pekan," kata pakar ilmu Alquran lulusan Universitas Islam Madinah, Arab Saudi.

Hadis tersebut diriwayatkan al-Hakim dan al-Baihaqi, yang disahihkan oleh al-Albani dalam Shahih al-Jami'. Kiai Ahsin memaparkan, jika pada pekan depan surah al-Kahfi dibaca lagi, cahaya rohani yang mulai padam itu akan menyala kembali.

Menurut dia, dengan membaca surah al-Kahfi pada waktu tersebut, Rasulullah SAW ingin mengingatkan kepada umatnya, salah satunya tentang akan adanya peristiwa-peristiwa pada hari kiamat. "Karena, terkadang kita lupa dengan hari kiamat," ujar Pengasuh Ponpes Darul Qur'an, Arjawinangun, Cirebon, itu menjelaskan.

Selain itu, dalam surah al-Kahfi juga disampaikan segala sesuatu yang ada di bumi ini hanya hiasan, sebagai ujian bagi hamba-Nya untuk melakukan perbuatan terbaik. Segala sesuatu di bumi ini mengacu pada pemandangan yang indah, seperti gunung-gunung, harta benda, dan sebagainya, yang pada akhirnya akan lenyap.

Seorang hamba yang terpukau pada harta benda, ia menambahkan, maka akan menjadikan dunia sebagai tujuan utama. Namun, bagi orang yang meyakini tentang adanya hari pembalasan atau hari akhir, dia tidak akan terpukau dengan kesenangan dunia.

"Bila dihayati, berarti orang-orang itu harus berpikir tentang nasib manusia pada akhir zaman. Di sinilah falsafah surah al-Kahfi. Karena itu, yang bagus itu adalah yang betul-betul menghayati tentang apa yang ada dalam surah al-Kahfi," ujar Kiai Ahsin.

sumber : Pusat Data Republika
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement
Advertisement
Advertisement