REJOGJA.CO.ID, DEMAK — Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, mengalami kenaikan selama beberapa bulan di 2024 ini. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Demak, pada Januari dilaporkan 32 kasus, Februari menjadi 36 kasus, dan Maret menjadi 78 kasus.
Rata-rata warga yang terjangkit penyakit DBD dilaporkan berusia kurang dari 15 tahun. Dinkes Kabupaten Kudus pun melaporkan ada satu anak yang meninggal akibat DBD.
Bupati Demak Eisti’anah mengajak warga untuk melakukan upaya pencegahan penyebaran DBD, dengan cara menggiatkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara bersama-sama. “Kami sudah menginstruksikan semua puskesmas untuk berkoordinasi dengan kecamatan dan pemerintah desa atau kelurahan agar mengajak warganya untuk bersama-sama melakukan gerakan PSN,” kata dia, Rabu (24/4/2024).
Menurut Bupati, PSN jauh lebih efektif untuk pencegahan DBD dibandingkan pengasapan (fogging). Ia mengatakan, pengasapan tidak bisa mematikan jentik nyamuk secara keseluruhan. Dengan masifnya PSN, diharapkan perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, pembawa virus dengue, dapat ditekan.
Masyarakat diminta rutin membersihkan atau menguras tempat penampungan air, juga menutupnya. “Jika di sekitar lingkungan masih ada barang bekas yang berpotensi menyimpan air hujan, sebaiknya dikubur atau dibakar agar tidak menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk pembawa virus DBD,” kata Bupati.
Selain PSN, masyarakat di Kabupaten Demak juga diingatkan untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat. “Jika sudah ada upaya PSN, warga juga perlu menjaga imunitas tubuh dengan mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang, olahraga rutin, dan istirahat yang cukup. Dengan imunitas tubuh yang baik, tentunya tidak mudah terpapar DBD,” ujar Bupati.