Oleh : dr Adang Muhammad Gugun, M.Kes, Sp.PK (Dosen FKIK UMY)
REJOGJA.CO.ID, Sudah menjadi kelaziman ketika memasuki bulan Ramadhan umat Islam berbondong-bondong menuju masjid untuk menegakkan shalat tarawih. Berduyun-duyun semua meramaikan masjid di awal Ramadhan, meski kemudian mulai menyurut di pertengahan bulan dan makin menyusut ketika akhir.
Hambatan maupun godaan menghampiri seseorang untuk meninggalkan shalat sunah tersebut, baik urusan pribadi, keluarga, maupun pekerjaan. Kesibukan di siang hari yang melelahkan membuat kita malas mengerjakannya. Tayangan-tayangan elektronik yang lebih mengasyikkan dan menyenangkan hawa nafsu acapkali menjadi penghambat rutinitas shalat tarawih.
Pelaksanaan shalat tarawih memiliki banyak nilai spiritualitas, oleh karenanya sebaiknya tidak kita lewatkan rutinitasnya dan mesti dipahami rahasianya. Spiritualitas merupakan kesadaran diri yang muncul dari keyakinan untuk menjalin hubungan atau konektivitas dengan kekuatan (zat) yang menciptakan memelihara dan menguasai semesta untuk mendapatkan nilai (makna, arah, tujuan) kehidupan.
Shalat pada dasarnya merepetisi kesadaran untuk senantiasa mengingat (zikir) dan bersyukur kepada Allah SWT, ingat adanya hari pembalasan, selalu mohon petunjuk dalam setiap langkah kehidupan agar terhindar dari kemurkaan dan kesesatan. Shalat memiliki nilai spiritualitas pengukuhan orientasi hidup dan tidak terjebak pada kebutuhan hidup.
Shalat memiliki nilai spiritualitas koneksi atau hubungan intim hamba dengan khaliqnya. Seseorang yang shalat berarti melakukan hubungan langsung dengan Allah SWT. Selaras sabda Rasulullah SAW bahwa shalat ini menjadi mi’raj-nya semua orang mukmin, dalam arti shalat itu menjadi media untuk menghadap Allah bagi seorang hamba. Dalam hadits lain dinyatakan bahwa kadaan seorang hamba paling dekat dengan Rabb-nya adalah ketika ia sedang bersujud. Sujud merupakan simbol nilai spiritualitas kesadaran seorang hamba atas kelemahan, kebergantungan, kefakiran dan penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah SWT.
Shalat juga mempunyai nilai spiritualitas sebagai perwujudan rasa syukur. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah (QS Al Kautsar 1-2). Ketika Aisyah RA bertanya mengapa rasulullah rajin dan tekun menegakkan shalat hingga kakinya bengkak dan mengeras, beliau menjawab 'Tidak pantaskah aku menjadi hamba yang bersyukur' (HR. Muslim).
Shalat memiliki nilai spiritualitas peneguhan komitmen dalam misi dan orientasi kehidupan. Misi atau tujuan hidup kita sebagai seorang Muslim ialah untuk beribadah menuju keharibaan-Nya. Ibadah sangat beragam bentuknya, baik ibadah khusus maupun ibadah umum, namun ternyata shalat memiliki tempat khusus di sisi Allah SWT. Bahkan ketika di hari perhitungan, amal shalat akan dinilai yang pertama kali. Amalan sunnah termasuk shalat tarawih dapat menjadi penyempurna kekurangan shalat fardhu.
Aktivitas tarawih yang dikerjakan rutin meski dipaksakan akan menumbuhkan spiritualitas kesabaran. Jumlah rakaat yang cukup banyak membutuhkan kesabaran dalam pelaksanaannya. Melawan kantuk dan mengelola rasa jenuh melatih kita bermental sabar dalam menjalankan perintah. Shalat tarawih berjamaah menghendaki penyesuaian diri dengan waktu dan tempat shalat. Bacaan dan gerakan imam mesti kita ikuti secara disiplin dan tekun. Gangguan atau kesalahan yang terjadi selama shalat tarawih berjamaah melatih pengelolaan hati untuk sabar. Latihan kedisiplinan dan kesabaran diri merupakan bagian dari pembentuk pribadi takwa.
Shalat tarawih berjamaah meningkatkan spiritualitas kebersamaan dan rasa solidaritas sesama muslim. Shalat berjamaah yang dipraktikkan Rasulullah adalah terciptanya persatuan umat, saling bahu membahu, peduli dan menghormati satu sama lain. Interaksi yang timbul dari kebiasaan berjama’ah tarawih akan meningkatkan persaudaraan umat Islam.
Shalat tarawih memiliki dampak spiritualitas ampunan Allah SWT, terhapusnya dosa bernilai sangat tinggi bagi kemaslahatan kehidupan kita di dunia maupun akhirat. Pada akhirnya, shalat akan memberi dampak nilai spiritualitas yang sangat besar yaitu terhindar dari perbuatan keji dan munkar.