Rabu 28 Feb 2024 20:21 WIB

Motif dan Kronologi Santri di Kediri Dianiaya Diungkap, Ini Versi Pengacara Tersangka

Salah satu tersangka penganiayaan diketahui sepupu korban.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Irfan Fitrat
(ILUSTRASI) Garis polisi.
Foto:

Keesokan harinya, Kamis (22/2/2024), menurut Rini, para seniornya itu kembali mendapat informasi korban tidak shalat berjamaah. Para pelaku kembali menyuruh korban untuk shalat berjamaah. Korban lantas mandi terlebih dahulu.

“Keluar dari kamar mandi, korban itu telanjang. Kemudian oleh salah satu pelaku dirangkul dan dibawa ke kamar. Kemudian diomongi lagi dan korban jawabannya iya-iya, begitu tok (saja), tapi tidak dilaksanakan (shalat berjamaah). Terus (korban) sempat melotot, akhirnya dipukul lagi,” kata Rini.

Malamnya, Rini mengatakan, santri senior itu sempat mengobati luka-luka korban akibat pemukulan. Mereka juga sempat berniat untuk membawa korban ke rumah sakit, namun urung dilakukan. Kemudian, pada Jumat (22/2/2024), sekitar pukul 03.00 WIB pagi, tersangka AF dibangunkan tersangka lainnya. 

Diomongi, kok korban tambah pucat. Lalu dibawa ke rumah sakit. Terus di rumah sakit ternyata kan meninggal,” ujar Rini.

Pengakuan sepupu korban

Setelah dinyatakan meninggal, menurut Rini, jenazah korban dibawa ke pondok pesantren, lalu dimandikan dan dikafani. Selanjutnya jenazah diantarkan ke rumahnya di Kabupaten Banyuwangi pada hari yang sama, setelah sholat Jumat.

Saat di Banyuwangi, Rini mengatakan, tersangka AF sempat ditanya ibu korban terkait penyebab kematian korban. Tersangka AF, kata dia, mengakui telah memukuli sepupunya itu. Begitu juga ketika diperiksa polisi.

Menurut Rini, AF tidak menyebut korban seolah-olah korban terpeleset di kamar mandi. Pengasuh ponpes, Fatihunnada atau Gus Fatih, sempat mengungkap mendapat informasi bahwa korban terpeleset di kamar mandi.

“Saat saya dampingi, dia bilang apa adanya. Tidak bilang korban terpeleset. Saya tidak tahu kalau dia beralibi terpeleset. Tapi, saat bersama saya di BAP (Berita Acara Pemeriksaan) itu, dia mengakui memukul,” kata Rini.

Rini menyebut para tersangka menyesal sudah menganiaya korban dan merasa kebingungan. Salah satu tersangka, AK, menurut Rini, merasa syok karena menjadi orang pertama yang memukul korban. Para tersangka, kata Rini, tidak menduga korban sampai meninggal dunia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement