REJOGJA.CO.ID, MALANG -- Masyarakat saat ini sedang mempersiapkan diri menyambut libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Momen tersebut juga biasanya akan menimbulkan dampak positif terhadap okupansi hotel-hotel di daerah termasuk Kota Malang.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Malang, Agoes Basoeki menyatakan, hingga saat ini tingkat okupansi hotel di Kota Malang sekitar 50 persen. Sebagian besar okupansi hotel ini masih didominasi kegiatan Meeting, Incentive, Conference, and Exhibition (MICE).
Adapun mengenai momen libur Nataru, Agoes memperkirakan okupansi hotel mengalami peningkatan hingga 30 persen. "Sehingga keterisiannya dapat mencapai 80 persen bahkan lebih," katanya.
Menurut dia, peningkatan tersebut sebenarnya tidak jauh berbeda dengan Nataru tahun lalu. Namun dia meyakini tingkat kenaikannya cukup signifikan dibandingkan sebelumnya.
Agoes menilai terdapat beberapa persoalan yang mempengaruhi tingkat okupansi. Satu di antaranya faktor cuaca yang mana saat ini sedang musim hujan.
Situasi ini dianggap akan mempengaruhi wisatawan untuk menghabiskan liburan akhir tahunnya. Selain itu, isu kenaikan kasus Covid-19 di luar negeri seperti di Singapura juga turut mempengaruhi wisatawan.
Ini sebenarnya bukan kekhawatiran besar. Namun dia tidak menampik, informasi dinamika tersebut dapat mempengaruhi wisatawan.
Agoes juga memperkirakan kemungkinan akan ada hotel yang penuh sudah dipesan saat Nataru. "Namun ada juga sebagian hotel yang mungkin hanya terisi setengah saja," jelas dia.
Diprediksi puncak reservasi hotel akan terjadi pada pertengahan Desember 2023. Sementara itu, puncak okupansinya diperkirakan terjadi pada H-1 pergantian tahun baru.