REJOGJA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kerja sama antardaerah dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta untuk menjaga pasokan pangan dan mengendalikan inflasi. Seperti kerja sama yang dilakukan dengan Kabupaten Bantul dan Kabupaten Kulonprogo.
Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo mengatakan, kerja sama dilakukan untuk memasok sejumlah komoditas pangan yang memiliki kelebihan di Bantul maupun di Kulonprogo. Di Bantul dikatakan memiliki produksi tinggi untuk beras, cabai, bawang merah, dan telur.
Begitu juga dengan Kulonprogo yang memiliki kelebihan pada komoditas beras, telur, bawang merah, dan cabai. "Kelebihan cadangan pangan bisa diberikan (alokasi) ke Kota Yogyakarta untuk memberikan intervensi, baik stok maupun harga agar bisa terkendali dengan baik," kata Singgih.
Disampaikan Singgih, kerja sama dengan Bantul sudah diwujudkan dalam penandatangan kesepakatan bersama dan perjanjian kerja sama tentang pengendalian inflasi. Sedangkan, dengan Kulonprogo baru dalam tahap penandatangan kesepakatan bersama tentang kerja sama penyelenggaraan urusan pemerintahan di daerah.
Selain itu, Singgih menyebut pihaknya juga sudah menjalin kerja sama dengan Kabupaten Sleman terkait menjaga pasokan pangan dan pengendalian inflasi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) DIY inflasi 2023 hingga Oktober di Yogyakarta berada pada angka 2,44 persen.
Sedangkan, inflasi secara year on year di Yogyakarta tercatat pada angka 3,44 persen. Dikatakan angka inflasi tersebut masih pada posisi yang ideal yakni 3,0±1 persen. Inflasi tersebut didorongan oleh kenaikan harga beras, rokok kretek filter, bawang putih, dan rokok putih.
Singgih menuturkan, guna mengendalikan inflasi di akhir 2023, pihaknya telah melakukan pemantauan harga pangan, cadangan pangan berupa beras, hingga operasi pasar. Selain itu, stabilisasi harga juga dilakukan melalui Kios Segoro Amarto sebagai referensi harga, termasuk menggelar gerakan pangan murah di kemantren-kemantren (kecamatan).
Menghadapi libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024, pemkot akan terus melakukan pemantauan baik itu ketersediaan stok dan harga pangan. “Untuk Bantul sudah perjanjian kerja sama, secara teknis sudah langsung bisa dilakukan untuk mengantisipasi Nataru karena biasanya banyak wisatawan yang datang. Ini juga bagian dari kita mengantisipasi supaya terkendali (inflasi),” jelas Singgih.
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih mengatakan, kerja sama ini dilaksanakan secara teknis oleh Kios Segoro Amarto Kota Yogyakarta, Asosiasi Cabai Bantul, Koperasi Tani Ngudi Makmur di Bantul, dan Asosiasi Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat di Bantul.
“Dengan adanya kerja sama dengan Kota Yogyakarta ini, masyarakat miskin produsen komoditas (di Bantul) ini akan mendapatkan harga yang baik dan meningkatkan nilai tukar pertanian,” katanya.