REJOGJA.CO.ID, JAKARTA -- Konsentrasi terhadap Pemilu 2024 masih didominasi pilpres. Direktur Eksekutif Skala Survei Indonesia (SSI), Abdul Hakim, meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) memasifkan lagi sosialisasi terkait pileg.
Hakim mengaku kaget karena intensitas Pemilu 2024 selama ini cukup terkonsentrasi ke pilpres. Ia menilai, itu yang membuat ketertarikan masyarakat atas pemilu jauh lebih tinggi ke pilpres daripada pileg.
"Saat ini, 40 persen masyarakat Indonesia terkait pilihan parpol masih belum mengambil keputusan," kata Hakim, Jumat (17/11/2023).
Artinya, ia menyampaikan, konsentrasi kesibukan berbagai institusi-institusi terkait pemilu, terutama KPU, banyak memberikan sorotan ke panggung pilpres. Termasuk, terkait dinamika MK dan soal penetapan.
Di sisi lain, Hakim melihat, konsentrasi yang tertuju kepada pileg sejauh ini masih tidak terlalu masif diberikan. Antara lain bisa dilihat dari sosialisasi kepada pemilih tentang pileg yang masih cukup minim.
Menurut Hakim, itu pula yang menyebabkan 40 persen masyarakat kita untuk kontestasi pileg masih belum menentukan pilihannya. Baik pilihan untuk partai politik maupun pilihan untuk caleg-caleg yang berkontestasi.
"Saya mengimbau KPU, Bawaslu, dan parpol-parpol turut serta, jangan sampai 40 (persen) ini tidak hadir di TPS," ujar Hakim.
Hakim mengingatkan, partisipasi maksimal masyarakat dalam pileg sangat penting. Salah satunya sebagai sebuah legitimasi dari anggota-anggota DPR maupun partai-partai politik itu sendiri saat mengisi legislatif.
Terkait pilpres, ia berharap, semua bisa menjaga kondusivitas setelah masing-masing pasangan mendapat nomor urut. Namun, semua memang masih menanti narasi yang akan dibawa masing-masing capres-cawapres nanti.
"Apakah narasi itu akan berimplikasi kepada akar rumput, kita lihat," katanya.