Selasa 17 Oct 2023 11:15 WIB

Resik Ponpes Warnai Peringatan Hari Santri Nasional 2023 di Yogyakarta

Ada lima pondok pesantren di Yogyakarta yang disasar dalam kegiatan ini.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Sejumlah santri melakukan bersih-bersih di lingkungan ponpes (ilustrasi).
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Sejumlah santri melakukan bersih-bersih di lingkungan ponpes (ilustrasi).

REJOGJA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kegiatan Resik-Resik Pondok Pesantren digelar dalam rangka menyemarakkan Hari Santri Nasional 2023 di Kota Yogyakarta. Kegiatan ini digelar Pemkot Yogyakarta bersama Kementerian Agama Kota Yogyakarta, serta OPD terkait lainnya.

Setidaknya, ada lima pondok pesantren di Kota Yogyakarta yang disasar dalam Resik-resik Pondok Pesantren ini. Mulai dari Pondok Pesantren Harun Asy-Syafi'i, Pondok Pesantren Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta, Pondok Pesantren Muallimat Muhammadiyah Yogyakarta, Pondok Pesantren Nurul Ummah, dan Pondok Pesantren Fauzul Muslimin.

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Yogyakarta, Yunianto Dwi Sutono mengatakan, kegiatan tersebut merupakan sebuah upaya dalam membentuk karakter generasi muda yang berkualitas, serta menjaga kenyamanan dan kesehatan para santri.

“Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam acara ini. Mari kita terus bergandengan tangan dalam mewujudkan Kota Yogyakarta yang beriman, bertakwa, religius, lebih bersih, lebih maju, dan lebih sejahtera,” kata Yunianto.

Kegiatan Resik-Resik Pondok Pesantren dilakukan dengan membersihkan pesantren. Bahkan, warga pesantren seperti santri juga turut membersihkan lingkungan pesantren.

"Para santri bersemangat melakukan bersih-bersih, seperti menyapu, mengepel masjid, mengelap jendela kelas," ujarnya.

Selain kegiatan resik-resik, juga dilakukan sosialisasi penyuluhan pengolahan sampah Mbah Dirjo oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta. Sosialisasi dilakukan agar pengelolaan sampah secara mandiri juga dilakukan di lingkungan pesantren.

Salah satu pengasuh Pondok Pesantren Harun Asy-Syafi'i, Moh Ulin Nuha mengatakan, saat ini ada 282 santri yang terdaftar di pondok pesantren tersebut. Tahfiz murni merupakan program khusus yang menjadi unggulan di Pondok Pesantren Harun Asy-Syafi'i.

Program ini menghafal Alquran 30 juz selama satu tahun. Terkait dengan pengelolaan sampah, Ulin mengatakan bahwa pihaknya sedang memulai melakukan pengolahan sampah organik dengan biopori melalui gerakan Mbah Dirjo.

Biopori di Ponpes Harun Asy-Syafi'i dibuat seperti sumur dengan kedalaman tiga buis sumur, dan sampah anorganik dikumpulkan untuk dijual ke pengepul. Ke depan, pihaknya ingin menjadikan pesantren tersebut menjadi yang terdepan dalam pengolahan sampah, khususnya sampah organik.

“Supaya kita bisa menghasilkan pupuk tidak hanya sekadar dipendam kemudian selesai tapi hasilnya bisa dimanfaatkan. Kemudian bisa membuat ketahanan pangan, karena kita punya lahan yang lumayan ini kan luas, di pinggir-pinggirnya mungkin bisa kita tanami dengan tanaman-tanaman sayuran dan yang lainnya,” kata Ulin.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement