Rabu 20 Sep 2023 11:29 WIB

Jawab Tudingan Soal Presiden Boneka, Ganjar: Presiden Adalah Presiden

Ganjar mengatakan seorang presiden bisa dilihat dalam mengambil keputuasan.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Fernan Rahadi
Bakal calon presiden (Bacapres) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Ganjar Pranowo berbicara dengan diri sendiri terkait pencapresan saat Mata Najwa 3 Bacapres Bicara Gagasan di Grha Sabha Pramana, UGM, Yogyakarta, Senin (19/9/2023). Selama 90 menit Bacapres Ganjar Pranowo ditantang berbicara gagasan dan menjawab pertanyaan bagaimana nanti memimpin Indonesia yang dipandu oleh Najwa Shihab. Topik paling banyak dipilih yakni terkait Korupsi dan Penegakan Hukum, lapangan kerja, dan kebebasan berpendapat paling banyak disorot untuk Ganjar yang tampil pada sesi kedua.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Bakal calon presiden (Bacapres) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Ganjar Pranowo berbicara dengan diri sendiri terkait pencapresan saat Mata Najwa 3 Bacapres Bicara Gagasan di Grha Sabha Pramana, UGM, Yogyakarta, Senin (19/9/2023). Selama 90 menit Bacapres Ganjar Pranowo ditantang berbicara gagasan dan menjawab pertanyaan bagaimana nanti memimpin Indonesia yang dipandu oleh Najwa Shihab. Topik paling banyak dipilih yakni terkait Korupsi dan Penegakan Hukum, lapangan kerja, dan kebebasan berpendapat paling banyak disorot untuk Ganjar yang tampil pada sesi kedua.

REJOGJA.CO.ID, SLEMAN -- Bakal Calon Presiden (capres), Ganjar Pranowo, menjawab pertanyaan terkait tudingan presiden boneka yang kerap dialamatkan kepada dirinya. Ia menegaskan bahwa seorang presiden diberi amanat penuh oleh konstitusi dalam menjalankan tugasnya.

"Presiden adalah presiden. Dia menjalankan amanat penuh dari konstitusi yang ada titik tidak ada komanya," kata Ganjar di Grha Sabha Pramana (GSP) UGM, Selasa (19/9/2023). 

Baca Juga

Ganjar mengatakan dari waktu ke waktu seorang presiden bisa dilihat dalam mengambil keputusan. Maka dari situ akan terlihat seberapa boneka seorang presiden mendapat pengaruh dari luar. "Apakah dari pengusungnya, apakah intervensi dari proxy negara lain, ataukah dari kelompok?" ucapnya

Menurut dia, jika satu per satu bisa dibandingkan, penilaian presiden boneka akan bisa diperoleh. Ia menegaskan bahwa Presiden adalah orang yang disumpah untuk menjalankan konstitusi. "Dia punya independensi penuh," ujarnya. 

Bukan kali ini saja Ganjar Pranowo dicecar mengenai isu presiden boneka. Sebelumnya, ia mendapat pertanyaan dari mahasiswa Universitas Indonesia (UI) saat mengisi kuliah kebangsaan yang digelar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI), Senin (18/9/2023) pagi. Salah satunya adalah soal posisi dirinya jika nantinya terpilih sebagai presiden.

"Jujur saja saya mengagumi bapak merasa kecewa, bapak yang diharapkan sebagai petugas rakyat ternyata petugas partai. Pertanyaan saya, kalau bapak jadi presiden kedelapan, apakah bapak tetap dengan prinsip tuanku ya rakyat gubernur hanya mandat? Dan tidak menjadi boneka Megawati?" tanya mahasiswa UI jurusan ilmu politik, Naufal.

Mendapat pertanyaan itu Ganjar kemudian balik bertanya kepada mahasiswa tersebut. "Kalau Anda Googling, Naufal, di media sebelum saya dicalonkan yang mukulin saya siapa? Kamu nggak ngikuti pasti ya? Kamu tahu nggak saya digebukin publik?" kata Ganjar memulai penjelasan.

Ganjar kemudian menjelaskan bahwa kejadian dirinya 'digebuki' ini belum lama. "Nggak ini baru kemarin-kemarin, sebelum saya mencalonkan itu kan, Ganjar dicalonkan atau tidak, di partai saya kan tidak hanya Ganjar, ada yang lain, kan rame," kata Ganjar.

Kemudian ada salah seorang yang hadir meneriakkan nama Puan Maharani. "Puan," teriak orang itu yang kemudian diamini oleh Ganjar.

"Iya, Alumni (UI). Saya digebukin oleh teman sendiri dan itu buat saya biasa saja, belum putus kok. Belum putus seperti itu dinamika seperti itu saya nikmati. Saya kader partai, tapi presiden bukan, gubernur bukan. Itulah melayani," ucapnya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement