REJOGJA.CO.ID, SLEMAN -- Tempat penampungan sampah sementara di Padukuhan Kebon, Tamanmartani, Kalasan, Sleman, resmi beroperasi. Fasilitas itu memiliki daya tampung sebesar 1,500 ton atau sekitar 3.750 m3.
Bupati Sleman Kustini Purnomo menyebut, nantinya sampah yang masuk dibatasi 50 ton per hari. "Sampah masuk setiap hari kurang lebih 50 ton dan rencana operasi sampah masuk selama 30 hari," katanya.
Kustini mengeklaim, TPSS di Tamanmartani telah didesain dengan baik untuk mengantisipasi polusi sampah. Beberapa langkah yang dilakukan antara lain dibuat lahan berbentuk kolam berkedalaman 1,5 meter dengan sudut kemiringan ke selatan untuk mengalirkan lindi (cairan sampah) ke arah selatan.
Ujung kemiringan ditujukan untuk mengalirkan air lindi dibuatkan atau diberi bak penampung untuk menampung air lindi yang terkumpul. Setelah terkumpul air lindi disedot untuk diolah atau dibuat ecolindi. "Seluruh kolam hingga tanggul dilapisi geomembran," ujarnya.
Kustini menambahkan, setiap sampah yang dibuang disemprot dengan ecolindi untuk mencegah bau dan lalat kemudian ditutup dengan geomembran untuk mencegah air hujan membasahi sampah.
Setelah 45 hari operasi, sampah akan diambil kembali untuk dibuang ke TPA atau digiling dengan tujuan memisahkan sampah organik dan anorganik. "Sampah organik sudah menjadi lembut dan bisa untuk pupuk, sedangkan yang anorganik dibuang," katanya.
Pemasangan geomebran dilakukan selama dua hari oleh tenaga profesional dan menggunakan peralatan yang memadai sehingga lapisan geomembran tidak bocor agar air sampah atau lindi tidak mencemari tanah.
Ecolindi juga sudah disiapkan sekitar 4,000 liter. "Diharapkan cukup untuk memenuhi kebutuhan operasional TPSS," ujar bupati.