REJOGJA.CO.ID, MALANG -- Satu per satu tersangka kasus pembunuhan mahasiswa Universitas Tribhuwana (Unitri) Kota Malang berhasil ditangkap oleh kepolisian. Para tersangka sebelumnya masuk dalam proses pencarian dan pengejaran.
Kapolres Malang, AKBP Putu Kholis Aryana mengatakan, penangkapan tersangka yang terbaru terjadi di perbatasan Indonesia-Timor Leste. Pelaku teridentifikasi berinisial E tersebut hendak kabur ke luar Indonesia.
Adapun mengenai detail penangkapannya, Putu belum dalam mengungkapkannya. Dalam hal ini termasuk titik penangkapan dan kendaraan yang digunakan tersangka.
Sebelumnya, polisi juga telah menangkap satu tersangka lain berinisial BS di perbatasan Gresik dan Surabaya. BS dan E merupakan pelaku utama dalam pengeroyokan terhadap mahasiswa Krisnael Murri hingga menyebabkan korban tewas.
Selain keduanya, masih ada dua pelaku lainnya yang dalam pengejaran. Total ada empat orang pelaku yang terlibat dalam pembunuhan Krisnael Murri.
Sebagaimana diketahui, aparat Polresta Malang Kota (Makota) dan jajaran Polsek Lowokwaru telah mendapatkan identitas para tersangka kasus pembunuhan mahasiswa Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri), Kota Malang. Kasus pembunuhan terhadap korban diduga telah dilakukan oleh empat tersangka.
Kapolresta Malang Kota (Makota) Kombes Pol Budi Hermanto mengatakan, kasus ini berawal dari kejadian di Karangploso, Kabupaten Malang, Jatim. Pertemuan ini bermula dari undangan berkumpul karena mereka baru selesai melaksanakan wisuda.
"Terjadi konflik di salah satu cafe wilayah Karangploso lalu terjadilah korban satu meninggal dunia," jelasnya. Akibat kejadian tersebut, para teman korban pun tidak terima sehingga terjadi aksi sweeping di sejumlah kos-kosan di wilayah Kota Malang termasuk Dau, Kabupaten Malang, beberapa waktu lalu.
Aksi ini dilakukan guna mencari para tersangka yang diduga telah membunuh KM. Dari sini, Buher pun menegaskan, konflik sebenarnya terjadi antar-masyarakat NTT bukan dengan warga Kota Malang.
Polresta Makota sudah berkoordinasi dengan Polres Malang termasuk Polda Jatim guna membantu membantu mencari keberadaan empat tersangka yang sudah teridentifikasi. Selain itu, pihaknya bersama TNI dan Satpol PP juga telah melakukan pengamanan dan meningkatkan patroli.
Menurut Buher, upaya pengamanan dan patroli ditujukan untuk menjaga asrama dan kos-kosan kampus yang terindikasi menjadi tempat masyarakat NTT tinggal. Langkah ini bertujuan agar tidak ada aksi sweeping ataupun balas dendam ke depannya.