REJOGJA.CO.ID, SEMARANG -- Sistem Seleksi Elektronik (SSE) yang diterapkan dalam Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM-PTKIN) 2023 untuk memastikan agar proses seleksi lebih objektif, adil, transparan, dan inklusif.
Sehingga seluruh peserta ujian seleksi memiliki kesempatan yang sama untuk dapat mengakses PTKIN tanpa memandang suku, asal daerah, ataupun para calon mahasiswa penyandang disabilitas.
“Seleksi UM-PTKIN terbuka dan memberikan kesempatan untuk semua,” kata Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas, Rabu (31/5/2023).
Menag mengaku telah melakukan peninjauan SSE UM-PTKIN yang dilaksanakan secara serentak di seluruh Indonesia. Dalam pelaksanaannya, SSE UM-PTKIN ini juga diikuti oleh peserta (calon mahasiswa) non Muslim. “Saya mengapresiasi dalam pelaksanaan UM-PTKIN tahun ini, ternyata ada calon mahasiswa non Muslim yang mengikuti ujian,” katanya.
Lebih lanjut, menag juga menjelaskan, ujian masuk PTKIN kali ini dilaksanakan secara online melalui sistem seleksi elektronik agar dapat berjalan lebih objektif, adil, transparan, serta inklusif.
Artinya, seluruh peserta mendapatkan kesempatan yang sama untuk bisa mengakses ke PTKIN tanpa memandang suku, asal daerah calon mahasiswa, termasuk juga mereka yang memikiki kebutuhan khusus (disabilitas).
“Besar harapan kami, pelaksanaan UM-PTKIN tahun ini akan lebih baik dan memberikan hasil yang lebih valid dari tahun-tahun sebelumnya,” ungkap menag.
Ketua Panitia Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru PTKIN, Imam Taufiq menjelaskan, dari 95.769 peserta, sebanyak 63 persen adalah peserta perempuan sisanya 37 persen adalah laki-laki.
Dari sisi keagamaan, 98 persen merupakan calon mahasiswa Muslim dan selebihnya merupakan non Muslim. Rinciannya 12 orang calon mahasiswa beragama Kristen, dua orang beragama Hindu, dua orang beragama Budha, satu orang beragama Katolik, dan tujuh orang penganut kepercayaan.
“Ini membuktikan bahwa UMPTKIN bersifat inklusif dan terbuka bagi semua calon mahasiswa tanpa memandang latar belakang agama dan kepercayaannya,” kata Imam.
Selain itu, jelasnya, UM_PTKIN kali ini juga diikuti oleh 79 orang peserta difabel yang terdiri dari 22 orang tunadaksa, 29 orang tunagrahita, 16 orang tunanetra, 14 orang tunarungu dan seorang penyandang tunawicara.
“Untuk peserta seleksi dengan kebutuhan khusus ini, panita melakukan pendampingan guna memfasilitasi mereka,” ujarnya.
Seperti diketahui, masih ungkap Imam, pelaksanaan SSE UM-PTKIN berlangsung secara online-onsite selama tujuh hari, dimulai 29 hingga 31 Mei dan 5 hingga 8 Juni 2023, di 59 titik lokasi ujian.
Setiap hari akan ada tiga sesi di setiap lokasi ujian dikalikan dengan jumlah peserta yang mendaftar di lokasi PTKI/N tersebut, sehingga jumlah sesi di masing-masing titik lokasi berbeda-beda.
“Kami mengimbau kepada para peserta untuk menggunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya, dengan datang tepat waktu sesuai jadwal dan mengikuti semua tata tertib ujian,” tegasnya.