Aksi Unjuk Rasa Mahasiswa UGM Tolak Uang Pangkal
Rektor membantah wacana penerapan kebijakan uang pangkal tersebut..
Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Yogi Ardhi
Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar unjuk rasa menolak rencana kebijakan uang pangkal di Gedung Rektorat, UGM, Sleman, Senin (13/3). (FOTO : Republika/Febrianto Adi Saputro)
Rektor UGM Prof Ova Emilia beserta jajaran saat menemui para mahasiswa yang berunjuk rasa menolak rencana penerapan uang pangkal. (FOTO : Febrianto Adi Saputro)
Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar unjuk rasa menolak rencana kebijakan uang pangkal di Gedung Rektorat, UGM, Sleman, Senin (13/3). (FOTO : Febrianto Adi Saputro)
Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar unjuk rasa menolak rencana kebijakan uang pangkal di Gedung Rektorat, UGM, Sleman, Senin (13/3). (FOTO : Republika/Febrianto Adi Saputro)
Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar unjuk rasa menolak rencana kebijakan uang pangkal di Gedung Rektorat, UGM, Sleman, Senin (13/3). (FOTO : Republika/Febrianto Adi Saputro)
Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar unjuk rasa menolak rencana kebijakan uang pangkal di Gedung Rektorat, UGM, Sleman, Senin (13/3). (FOTO : Republika/Febrianto Adi Saputro)
inline
REJOGJA.CO.ID, SLEMAN -- Ratusan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menggelar aksi unjuk rasa penolakan terhadap rencana kebijakan penerapan uang pangkal di depan Gedung Rektorat UGM, Sleman, Senin (13/3/2023) siang. Berdasarkan pantauan Republika, massa unjuk rasa memulai aksi long march dari Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (Fisipol) UGM sekitar pukul 14.00 WIB.
Mahasiswa menyanyikan yel-yel sepanjang melakukan long march. Para mahasiswa juga membentangkan spanduk bertuliskan penolakan terhadap kebijakan uang pangkal.
"Tangkal Uang Pangkal," bunyi tulisan salah satu spanduk yang dibentangkan sejumlah mahasiswa dalam aksi tersebut. Aksi mahasiswa dimulai dengan pembacaan puisi.
Tim advokasi BEM KM UGM, Al Syifa Rachman mengatakan, mahasiswa menolak terkait rencana kebijakan uang pangkal. Alasannya karena UGM selama ini memiliki nilai kerakyatan.
"Kenapa kita menolak? Karena UGM ini punya nilai kerakyatan yang artinya semua orang harusnya bisa menempuh pendidikan di sini," ujarnya.
Selain itu, Al Syifa juga mengatakan kondisi keuangan UGM dalam keadaan baik-baik saja. Sehingga menurut dia, tidak diperlukan kebijakan uang pangkal.
Sementara itu, Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Ova Emilia, menjawab tuntutan mahasiswa terkait rencana penerapan uang pangkal. Ova membantah wacana penerapan kebijakan uang pangkal tersebut.
"Keliru kalau uang pangkal untuk semua. Uang pangkal itu hanya kita sebut sebagai sumbangan itu apa, ada di dalam mereka yang masuk melalui jalur Ujian Mandiri (UM).
sumber : Republika