Jumat 10 Mar 2023 06:08 WIB

Berkat Penelitian, UMM Masuk Klaster Kampus Mandiri

Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi agar bisa mencapai klaster mandiri.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Fernan Rahadi
Potret gedung kuliah di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Universitas yang dikenal dengan sebutan Kampus Putih ini baru saja mendapatkan predikat sebagai kampus swasta terbaik keenam se-Asia Tenggara menurut data yang dikeluarkan oleh AppliedHE.
Foto: Humas UMM
Potret gedung kuliah di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Universitas yang dikenal dengan sebutan Kampus Putih ini baru saja mendapatkan predikat sebagai kampus swasta terbaik keenam se-Asia Tenggara menurut data yang dikeluarkan oleh AppliedHE.

REJOGJA.CO.ID, MALANG -- Kuantitas dan kualitas penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang bagus mengantarkannya menjadi kampus yang masuk dalam klaster mandiri se-Indonesia. Predikat ini diterbitkan oleh Kemendikbud-Ristek RI pada 8 Maret 2023 lalu.

Wakil Direktur Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) UMM, Vina Salviana Darvina Soedarwo bersyukur atas raihan tersebut. Ia menjelaskan, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi agar bisa mencapai klaster mandiri. 

"Mulai dari jumlah riset dan dana riset selama tiga tahun terakhir, jumlah publikasi jurnal internasional dan nasional, bahkan juga jumlah buku yang disusun oleh para dosen," kata Vina dalam siaran pers yang diterima Republika, Jumat (10/3/2023).

Menurut Vina, dalam aspek ini UMM memang sudah menjadi klaster mandiri sejak 2013. Hal ini membuktikan penelitian dan pengabdian UMM dinilai bagus dan mumpuni.

Meskipun demikian, Vina tidak menampik masa pandemi tiga tahun ke belakang memberikan dampak yang signifikan. Apalagi saat itu para dosen dan peneliti tidak bsia turun langsung untuk riset dan laboratorium ditutup. Namun hal itu tidak menyurutkan semangat para dosen UMM untuk terus berkarya dan memenuhi syarat untuk menjadi kampus mandiri.

Dengan berbagai hasil penelitian ini, civitas academica dapat lebih mudah mendapatkan ilmu dan pengetahuan baru. Predikat mandiri dari Kemendikbud-Ristek ini juga menjadi rekognisi yang baik bagi UMM.

Vina juga sempat membeberkan strategi yang dilakukan DPPM UMM untuk bisa mencapai tingkat mandiri. Salah satunya dengan menggabung tim dosen senior dengan dosen junior. Dengan begitu, akan ada banyak timbal balik antara keduanya dalam menghasilkan hasil riset. 

Selain itu, hal ini dilakukan sebagai langkah regenerasi dosen yang akan purna tugas. UMM sendiri telah bekerja sama dengan Lembaga Pengembangan Publikasi Ilmiah (LPPI) untuk mendampingi dosen yang kesulitan menulis. 

Bahkan, ada beberapa pelatihan dan lokakarya sehingga mereka bisa lebih familiar dan lancar dalam menghasilkan buku maupun jurnal internasional serta nasional. "Kami juga terus bersinergi dengan perguruan tinggi lain agar bisa memaksimalkan potensi masing-masing,” katanya

Menariknya, UMM juga mengambil kebijakan terkait penelitian para dosen. Satu di antaranya yakni mendorong mereka untuk bekerja sama dengan pihak luar negeri dalam melangsungkan penelitian. Dengan begitu, program ini sejalan dengan visi UMM pada 2023 yakni mengembangkan internasionalisasi kampus.

Dia berharap klaster yang dicapai sejak 2013 ini dapat terus dipertahankan dan dikembangkan. Dosen muda juga harus terus bersemangat. "Pun juga dengan peneliti serta dosen senior yang harus memberikan pengalaman dan contoh. Sinergitas keduanya akan memberikan hasil yang maksimal," jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement