Warga RT06/13, Mudofar (70 tahun) mengungkapkan, dia tak mengingat persis kapan tambak di dekat rumahnya berhenti beroperasi. "Sudah lama sekali (tambak tak difungsikan). Sudah bertahun-tahun lalu," katanya.
Namun menurut Mudofar, hamparan sampah di bekas kolam tersebut sudah lebih dari 10 tahun. Dia mengakui, sampah-sampah tersebut adalah sampah warga sekitar. "Di sini ada TPS, tapi jauh," ucapnya.
Mudofar mengungkapkan, hamparan sampah menguarkan bau busuk cukup menyengat ketika hujan deras. Air dari kolam pun terkadang melimpas ke jalanan dan rumah-rumah warga akibat hujan dan rob.
Mudofar berharap, kolam bekas tambak dapat diuruk. "Saya sempat dengar kan ini mau dibangun sekolah. Mungkin lebih baik dijadikan sekolah daripada jadi tempat pembuangan sampah," ujarnya.
Warga RT06/13 lainnya, Ahmad Nasikin (43 tahun), mengakui munculnya hamparan sampah di kolam bekas tambak tak terlepas dari ketidakpedulian warga terhadap kebersihan lingkungan. "Mereka cari simpelnya saja, buang (sampah) tinggal buang. Padahal kalau air dibuangin sampah itu kan airnya jadi tidak jernih, bisa tersumbat. Dampaknya baru terasa sekarang," kata Ahmad.
Menurut Ahmad, ketika hujan dan rob, air di kolam bekas tambak bisa meluap ke permukiman warga. "Ini kan bisa jadi sumber penyakit," ujarnya.
Sama seperti Edi Suwarno dan Mudofar, Ahmad berpendapat, di lingkungan tempat tinggalnya perlu disediakan TPS. "Jadi warga nanti tidak buang sampah lagi ke kolam maupun sungai," ucapnya.
Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti mengaku sudah memonitor isu hamparan sampah di bekas kolam tambak di Kelurahan Tanjung Emas, Semarang Utara. Menurut Agustina, upaya penanganan sampah di lokasi tersebut harus diiringi dengan kesadaran warga untuk tidak membuang sampah sembarangan.
"Mari kita cari tokoh sentralnya di situ, karena budaya masyarakat kita itu biasanya kan keteladanan. Kalau satu orang membuang sampah di situ, yang lainnya ikut. Nah kita harus mengedukasi pelan-pelan," kata Agustina ketika dimintai tanggapannya soal isu hamparan sampah di kolam bekas tambak seusai menghadiri Pameran Lukisan Bung Karno di Gedung Oudetrap, Kota Lama, Sabtu (28/6/2025) lalu.
Kendati demikian, Agustina mengatakan, langkah pertama yang bakal diambil pemerintahannya adalah membersihkan dan mengangkuti sampah di kolam bekas tambak terkait. "Tentu yang pertama kita harus ke sana untuk dibersihkan. Tapi kalau habis dibersihkan buang sampah ke situ lagi kan percuma," ucapnya.
"Jalan keluarnya di situ berarti harus ada tempat sampah besar," tambah Agustina.
Agustina belum dapat memastikan apakah Pemkot Semarang akan membangun fasilitas umum di kolam bekas tambak. Dia menyebut, hal itu masih akan dikaji bersama para pemangku kepentingan terkait.
"Apa yang diminta masyarakat di situ, nanti harus dibuat kajian," ujarnya. Selagi kolam bekas tambak belum dapat dialihfungsikan, Agustina berharap warga di sana bisa membiasakan diri membuang sampah pada tempatnya.