Selasa 03 Jun 2025 13:28 WIB

916 Preman Ditangkap Polda Jateng Selama Operasi Aman Candi

Selama Operasi Aman Candi 2025, Polda Jateng menangani 711 kasus.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Karta Raharja Ucu
Wakapolda Jawa Tengah Brigjen Pol Latif Usman memimpin konferensi pers pelaksanaan Operasi Aman Candi 2025. Dalam operasi yang digelar pada 12-31 Mei 2025 tersebut, Polda Jateng membidik para pelaku premanisme.
Foto: Kamran Dikarma/ Republika
Wakapolda Jawa Tengah Brigjen Pol Latif Usman memimpin konferensi pers pelaksanaan Operasi Aman Candi 2025. Dalam operasi yang digelar pada 12-31 Mei 2025 tersebut, Polda Jateng membidik para pelaku premanisme.

REJOGJA.CO.ID, SEMARANG -- Polda Jawa Tengah (Jateng) telah melaksanakan Operasi Aman Candi pada 12-31 Mei 2025. Selama operasi tersebut mereka membekuk 916 pelaku premanisme dari berbagai wilayah di Jateng. 

Wakapolda Jateng Brigjen Pol Latif Usman mengungkapkan, selama Operasi Aman Candi 2025, pihaknya menangani 711 kasus. Mereka terdiri dari 184 kasus target operasi dan 517 kasus nontarget operasi. Jumlah kasus yang naik ke penyidikan yakni 276. Sementara 435 kasus diterapkan proses pembinaan.

"Tersangka ada 916 orang. Laki-laki 888 orang, perempuan 28 orang, terafiliasi ormas 33 orang," kata Brigjen Pol Latif Usman ketika memberikan keterangan pers di Mapolda Jateng, Semarang, Selasa (3/6/2025). 

Para tersangka tersebut terlibat sejumlah pelanggaran hukum seperti pemerasan, pungutan liar, ancaman intimidasi, dan tindak kekerasan. Latif mengungkapkan, dari penanganan seluruh kasus, Polda Jateng menyita sejumlah barang bukti. Mereka antara lain 23 unit mobil, 65 unit sepeda motor, uang tunai sebesar Rp 29 juta, 59 unit gawai atau ponsel, dan 100 buah senjata tajam.

Dalam konferensi pers, Polda Jateng menampilkan barang-barang bukti yang telah disita. Mereka pun membariskan puluhan tersangka yang dibekuk dari berbagai daerah di Jateng. 

Brigjen Pol Latif mengatakan, operasi pemberantasan premanisme akan tetap dilanjutkan Polda Jateng. "Kita bersama satgas tentunya terus akan melaksanakan kegiatan pencegahan meiputi patroli ke lokasi-lokasi yang menjadi pusat kegiatan masyarakat seperti tempat keramaian umum, pasar, tempat wisata, bandara, dan tempat-tempat yang sekiranya bisa menjadi tempat terjadinya premanisme," ucapnya. 

Latif meminta masyarakat terlibat aktif dalam upaya penanganan dan pemberantasan premanisme, yakni dengan melapor ke kepolisian jika melihat praktik atau kejadian semacam itu. "Kita butuh masukan, butuh informasi dari masyarakat, apabila ada tempat-tempat yang belum terjangkau oleh kita, tapi di situ terjadi kegiatan meresahkan. Karena premanisme itu kan dari skala kecil sampai skala besar," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement