REJOGJA.CO.ID, YOGYAKARTA - Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo angkat bicara terkait insiden perusakan makam non Muslim oleh oknum tak dikenal yang juga terjadi di pemakaman Baluwarti, Purbayan, Kemantren Kotagede, Kota Yogyakarta.
Perusakan ini menggegerkan publik di media sosial, sejak Ahad (18/5), kemarin. Dari foto dan narasi yang beredar, perusakan itu tampak menyasar makam-makam dengan simbol yang mengarah pada kepercayaan atau agama tertentu. Setidaknya ada 5 makam yang dirusak di pemakaman itu meliputi pematahan nisan salib kayu di empat makam serta satu nisan keramik yang kerusakannya seperti dipukul menggunakan benda keras.
Menanggapi hal ini, Hasto menegaskan tidak akan membiarkan praktik-praktik intoleransi terjadi di wilayahnya. Ini akan mencoreng citra apalagi Kota Yogyakarta mempunyai sejarah panjang sebagai city of tolerance.
"Toleransi betul-betul kita kedepankan, sebagai city of tolerance. Itu sudah menjadi komitmen kita," kata Hasto kepada wartawan, Senin (19/5/2025).
"Tidak boleh ada hal-hal berbau intoleransi, karena kondisinya sangat heterogen. Kalau sampai ada hal-hal yang mengarah intoleransi, itu dampaknya sangat berbahaya," ucapnya menambahkan.
Meski belum mengetahui secara detail terkait motif perusakan makam itu, Hasto menegaskan praktik yang mengarah pada intoleransi itu tidak akan diberi ruang di Kota Yogyakarta, mengingat dampaknya akan meluas sampai ke taraf nasional. Predikat city of tolerance harus dijaga betul, apalagi warga yang tinggal atau hanya sekedar singgah di Kota Yogyakarta sangat beragam, dari berbagai suku dan juga agama.
Karena itu, Hasto memastikan akan melakukan pendalaman lebih lanjut agar kejadian serupa tidak terulang kembali di Kota Yogyakarta. Dalam hal ini, Polresta Yogyakarta juga turun tangan untuk mengusut aksi tidak terpuji tersebut.
"Saya akan pelajari dulu tapi komitmen kami menjaga, jangan sampai (perusakan makam yang menyasar makam non Muslim) terjadi lagi. Hari ini saya akan dalami itu," ujarnya.
Selain di Kotagede, kasus serupa juga terjadi di Kabupaten Bantul. Setidaknya 10 nisan di tempat pemakaman umum (TPU) Ngentak, Baturetno, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul dirusak oleh orang tak dikenal.