Senin 05 May 2025 17:58 WIB

Perekonomian DIY Tertinggi Kedua di Pulau Jawa, Tumbuh Positif 5,11 Persen

Pertumbuhan ini tak lepas dari aktivitas domestik yang terjaga.

Rep: Wulan Intandari/ Red: Karta Raharja Ucu
Kepala  Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, Herum Fajarwati memaparkan pertumbuhan ekonomi DIY pada triwulan I-2025.
Foto: Wulan Intandari/Republika
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, Herum Fajarwati memaparkan pertumbuhan ekonomi DIY pada triwulan I-2025.

Herum tak menampik tumbuhnya perekonomian DIY triwulan I-2025 didukung juga oleh peningkatan kinerja seluruh lapangan usaha, termasuk industri pengolahan yang ikut tumbuh ditopang permintaan domestik dan luar negeri. Hal ini kemudian diperkuat dengan tumbuhnya industri makanan dan minuman yang didukung peningkatan permintaan domestik untuk produk makanan dan minuman seiring adanya peningkatan jumlah wisatawan serta momen Ramadan dan lebaran lalu.

"Kembalinya masa panen tanaman pangan padi dan jagung ke triwulan I menjadi faktor pendorong peningkatan permintaan tractor pada industri mesin dan perlengkapan. Di sisi lain, ekspor barang DIY ke luar negeri juga menunjukkan kinerja positif dengan pertumbuhan ekspor produk minuman jadi, pakaian jadi bukan rajutan, barang-barang dari kulit, dan kertas/karton," ujarnya.

Menurutnya, momen Ramadhan dan cuti bersama hari besar nasional juga mendorong kenaikan mobilitas penduduk, sehingga mendorong tumbuhnya lapangan usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum. Meskipun dia mengakui terjadi perlambatan akibat menurunnya tingkat okupansi hotel seiring kebijakan efisiensi anggaran pemerintah yang menekan aktivitas MICE di hotel.

"Momen Ramadhan, pencairan THR, dan cuti bersama hari besar nasional yang dimanfaatkan masyarakat untuk berekreasi mendukung peningkatan pengeluaran masyarakat DIY untuk makanan dan minuman, transportasi/angkutan, komunikasi, rekreasi, dan penginapan," ucap dia.

Lanjutnya, meski tumbuh perlahan, BPS DIY juga merinci realisasi investasi yang berkontribusi sebesar 32,55 persen tumbuh didorong oleh masih berlangsungnya sejumlah Proyek Strategis Nasional (PSN) di DIY pada triwulan ini, seperti pembangunan jalan tol maupun bukan tol, kelok 23, termasuk Jembatan Pandansimo. Impor Mesin dan Perlengkapan mengalami kenaikan sebesar 8 persen, sedangkan impor Peralatan Lainnya meningkat hingga 30 persen.

Sementara itu, Belanja Modal Pembangunan Gedung dan Belanja Modal Aset Lainnya mengalami penurunan sebagai dampak efisiensi yang dilakukan oleh pemerintah pada awal tahun 2025. Di lain sisi, sebagai kontributor terbesar ketiga, komponen pengeluaran konsumsi pemerintah 12,80 persen tumbuh didorong oleh beberapa hal, antara lain pembayaran THR secara penuh pada tahun 2025, berbeda dibandingkan tahun 2024 yang sebagian instansi tidak mencairkan THR.

Herum berpesan agar perkembangan perekonomian DIY yang positif ini perlu tetap dijaga dengan terus memitigasi risiko melambatnya perekonomian global tahun 2025 yang diperkirakan hanya tumbuh 2,8 persen berdasarkan proyeksi IMF.

"Upaya penguatan fundamental perekonomian perlu terus dilakukan melalui program strategis yang efektif, seperti penguatan stabilitas inflasi, peningkatan daya beli masyarakat, penguatan ketahanan pangan, peningkatan produktivitas tenaga kerja, penguatan kinerja ekspor, dan penerapan strategi berkelanjutan terhadap proyek infrastruktur besar yang sedang berlangsung," katanya.

Caption :  // Dok : Wulan Intandari.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement