Sabtu 08 Mar 2025 06:29 WIB

Mitos Jawa tentang Larangan Bersiul Diangkat pada Film 'Singsot Siulan Kematian'

Sang sutradara ingin menyampaikan pesan moral tentang menghormati tradisi.

Red: Fernan Rahadi
Para pemeran film Singsot Siulan Kematian usai Press Screening Film Singsot di Cinepolis Lippo Plaza Jogja, Jumat (7/3/2025).
Foto: dokpri
Para pemeran film Singsot Siulan Kematian usai Press Screening Film Singsot di Cinepolis Lippo Plaza Jogja, Jumat (7/3/2025).

REJOGJA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Film horor yang mengangkat mitos Jawa tentang larangan bersiul saat hari mulai senja berjudul 'Singsot Siulan Kematian' bakal segera tayang di bioskop Tanah Air mulai 13 Maret 2025 mendatang. Film yang diproduksi oleh Clock Work Films bekerja sama dengan Ravacana Films ini digarap oleh sutradara Wahyu Agung Prasetyo.

Film yang merupakan adaptasi dari film pendek berjudul Singsot (2016) ini menceritakan tentang seorang anak bernama Ipung yang tinggal bersama kakek dan neneknya di salah satu desa di kaki gunung.

Seperti judulnya, Singsot, yang dalam bahasa Jawa berarti bersiul, mengisahkan tentang awal petaka sebuah desa akibat terdapat seseorang yang melanggar mitos larangan bersiul setelah waktu Maghrib tiba.

Film ini diawali dengan adegan seorang pria bernama Agus Pete yang bersiul di dalam hutan saat Maghrib. Ipung, seorang remaja pria yang masih duduk di sekolah dasar pun melakukan pelanggaran serupa.

Meskipun kakek dan neneknya sudah melarang, Ipung kerap bersiul menirukan suara burung saat malam hari. Siulannya tersebut mengundang sosok misterius yang kemudian menebar teror pada sejumlah warga desa tersebut, termasuk kakek dan neneknya.

Ipung yang diperankan oleh Ardhana Jovin sempat meminta maaf pada sang nenek setelah mengalami sejumlah teror. Akan tetapi hal itu tak menghentikan kutukan yang menimpanya.

Sang kakek harus berjuang untuk melepaskan kutukan yang menimpa Ipung, yakni berpindah raga dengan orang yang tersesat di alam gaib karena sebelumnya melanggar pamali yang sama.

Banyak peristiwa tak terduga dan mencekam yang muncul dalam film Singsot Siulan Kematian ini.

Film ini dibintangi oleh sejumlah aktor teater asal Yogyakarta, di antaranya Landung Simatupang yang berperan sebagai kakek Ipung dan Sri Isworowati sebagai neneknya.

Siti Fauziah memerankan Wiwik sedangkan Jamaludin Latif berperan sebagai Agus Pete.

Wahyu Agung Prasetyo mengatakan terdapat alasan budaya Jawa yang kuat dalam pembuatan film ini. Selain itu, ia juga ingin menyampaikan pesan moral tentang menjaga dan menghormati tradisi.

"Mitos larangan bersiul ini sangat akrab dalam kehidupan sehari-hari. Dulu, saya sendiri sering diingatkan orang tua tentang hal ini," katanya, Jumat (7/3/2025).

"Ada alasan budaya yang kuat di baliknya, dan kami ingin menyampaikan itu melalui film ini," katanya menambahkan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement
Advertisement
Advertisement