REJOGJA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Prof Atip Latipulhayat, meninjau langsung proses pembelajaran di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, Kamis (16/1/2025) kemarin. Pada kunjungannya, Atip menegaskan kembali amanat undang-undang yaitu penyelenggaraan pendidikan berdasar adab dan prestasi.
"(Pendidikan) tidak hanya berorientasi kepada guru, bukan (juga) kita menyelenggarakan hanya sekadar adab. Jadi sepanjang slogannya itu tiada hari tanpa prestasi, maka itulah wujud dari keunggulan," kata Prof Atip di sela-sela kunjungan tersebut.
Prof Atip menegaskan prestasi merupakan modal utama dalam persaingan global yang tidak dapat ditinggalkan. Pentingnya prestasi ini menjadi dasar bagi Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah untuk menerapkannya pada seluruh komponen penyelenggaraan pendidikan di Indonesia yang mencakup sistem, sumber daya manusia, dan peserta didik.
"Dari sekian ribu peserta didik dan berapa puluh rombongan belajar dan fasilitas yang besar ini tidak mungkin dapat berjalan tanpa ada sistem yang baik," katanya.
Ia juga menegaskan pemerintah mengupayakan fasilitas dalam peningkatan kualitas termasuk mengkaji ulang beberapa program dan kebijakan mengenai pendidikan. Ia menyebut salah satu yang dikaji yaitu sistem penerimaan peserta didik baru (PPDB) yang hingga kini masih menjadi permasalahan di beberapa wilayah. Kebijakan baru tersebut mendekati final namun ia mengatakan hal tersebut tidak bisa dibocorkan.
"Terkait dengan PPDB, itu kami perbaiki. Ingin menyeleksi secara komprehensif untuk menghasilkan peserta didik unggul. Banyak masukan mengenai hal tersebut dan Insya Allah mendekati final, teapi belum bisa dibocorkan," jelas Prof Atip.
Pada kunjungannya kemarin, Prof Atip juga meninjau secara langsung proses pembelajaran di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta dengan mendatangi beberapa kelas dan masuk dalam kegiatan belajar mengajar. Prof Atip pun menyampaikan pesan kepada siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia mengenai pentingnya menulis dan peningkatan bahasa.
"Dinamika suatu bangsa itu dilihat dari progresivitas bahasa yang digunakan. Orang yang menulis pasti membaca. Tulisan itu mengubah peradaban, maka jadilah penulis yang baik," katanya menitipkan pesan.