Senin 13 Jan 2025 18:36 WIB

Bachtiar Nasir: Masjid Pusat Pengembangan Peradaban

Masjid Mahya didirikan bukan untuk pribadi, tapi kebermanfaatan banyak orang.

Rep: Sabicha Ulinnuha/ Red: Fernan Rahadi
Ustaz Bachtiar Nasir saat mengisi acara Peresmian Masjid Mahya oleh Mahya Foundation di Bangunsari, Ponorogo, Senin (13/1/2025).
Foto: Tangkapan layar Youtube Mahya Foundation
Ustaz Bachtiar Nasir saat mengisi acara Peresmian Masjid Mahya oleh Mahya Foundation di Bangunsari, Ponorogo, Senin (13/1/2025).

REJOGJA.CO.ID, PONOROGO -- Masjid disebut menjadi tempat diturunkannya rahmat oleh Allah SWT serta memiliki peran strategis yang lebih dari sekadar tempat ibadah. Pendakwah Ustaz Bachtiar Nasir mengatakan masjid seharusnya menjadi pusat peradaban yang mampu melahirkan peradaban manusia yang bertakwa dan menjadi pemimpin hebat.

Menurut Bachtiar, masjid yang dikelola oleh orang-orang hebat akan melahirkan generasi hebat. Bachtiar menyebut ada tiga kategori ideal pengurus masjid yaitu dari segi spiritual, keterampilan, dan leadership atau kepemimpinan.

"Secara spiritual yaitu beriman kepada Allah dan hari akhir, kemudian ibadah yang tampak itu mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Secara keterampilan pengurus masjid itu skill utamanya adalah tidak ada yang ditakuti selain Allah, dan juga memiliki leadership. Seharusnya produk masjid itu keren kalau secara SOP-nya dijalankan," jelas Bachtiar saat acara Peresmian Masjid Mahya oleh Mahya Foundation di Bangunsari, Ponorogo, Senin (13/1/2025).

Menurutnya, masjid mempunyai potensi besar dalam fungsi sosial dan membantu memakmurkan masyarakat di sekitarnya. Misalnya berperan sebagai pusat siaga pangan, posko siaga bencana, penanganan jenazah, serta pusat pendidikan, kepemimpinan, dan pengembangan peradaban. Dengan harapan, masjid di Indonesia lebih kokoh sehingga siap menghadapi tantangan masyarakat salah satunya dengan menjadikan satu masjid sebagai pelayanan masyarakat di setiap satu kecamatan.

"Seharusnya di indonesia setiap kecamatan harus ada satu masjid sebagai masjid siaga bencana. Harusnya sejak awal struktur masjidnya lebih kokoh sehingga bisa menjadi penyangga bencana di tengah masyarakat," ujar Bachtiar.

Bachtiar juga menyebut masjid tak seharusnya menjadi pemecah bagi umat islam karena faktor perbedaan organisasi masyarakat. Ia pun mengajak berkaca dari surat Alquran At-Taubah ayat 107 di mana terdapat perintah merobohkan masjid yang menjadi pemecah umat, yaitu masjid yang dibangun oleh orang yang ingin menimbulkan bencana dan memecah-belah orang islam.

Selain itu ia juga menegaskan adanya imam masjid tidak hanya sebagai pemimpin dalam shalat, namun sebagai miniatur dari pemimpin masyarakat. Imam masjid dipilih sebagai pemimpin keseluruhan dalam masjid mulai dari kebersihan hingga manajemen takmir masjid.

"Kalau imam dan semua orang yang ada di masjid adalah orang bertakwa, yang sejak awal di masjid ingin membersihkan dirinya, sekaligus pelatihan manajemen bagi takmir dan imam, maka masjidmu akan didatangi oleh orang yang ingin menyucikan dirinya. Sehingga orang yang ada di sini adalah orang yang selalu membersihkan hatinya," jelasnya.

Ia berharap dengan didirikannya Masjid Mahya, masyarakat dapat selalu membersihkan hatinya dan jiwanya, serta lahir generasi dan pemimpin hebat, selalu ramai dan diberkahi oleh Allah. Hal tersebut sejalan dengan tujuan didirikannya masjid untuk kebermanfaatan masyarakat. "Masjid ini didirikan bukan hanya untuk kalangan pribadi, tapi kebermanfaatan banyak orang. Setelah diresmikan nanti akan dibuka dan pesannya agar masjid ini tidak dikunci," ujar Ketua Mahya Foundation, Amron Basuki.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement
Advertisement
Advertisement