Kamis 19 Dec 2024 16:09 WIB

UII Sambut Sebanyak 21 Doktor Baru

Sebanyak 191 dosen lain juga tengah dalam proses menyelesaikan pendidikan doktoral.

Rep: Deni Nurcahyani/ Red: Fernan Rahadi
Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar acara penyambutan doktor baru di Ruang Sidang Datar Gedung Prof. Dr. Sardjito Lantai 2, Kampus Terpadu UII Jalan Kaliurang Km 14,5 Sleman, Selasa (17/12/2024). Sebanyak 21 dosen berhasil menyelesaikan studi dan meraih gelar doktoral.
Foto: Deni Nurcahyani
Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar acara penyambutan doktor baru di Ruang Sidang Datar Gedung Prof. Dr. Sardjito Lantai 2, Kampus Terpadu UII Jalan Kaliurang Km 14,5 Sleman, Selasa (17/12/2024). Sebanyak 21 dosen berhasil menyelesaikan studi dan meraih gelar doktoral.

REJOGJA.CO.ID, SLEMAN -- Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar acara penyambutan doktor baru di Ruang Sidang Datar Gedung Prof. Dr. Sardjito Lantai 2, Kampus Terpadu UII Jalan Kaliurang Km 14,5 Sleman, Selasa (17/12/2024). Sebanyak 21 dosen berhasil menyelesaikan studi dan meraih gelar doktoral.

Dalam penyambutan tersebut, Rektor UII, Fathur Wahid mengucapkan selamat dan memberikan doa terbaik untuk para doktor baru. Ia berharap semoga ilmu yang didapatkan bermanfaat tidak hanya untuk pribadi masing-masing tetapi juga terlebih untuk institusi dan khalayak luas.

Lebih lanjut, Fathul mengungkapkan bahwa sebanyak 21 doktor baru akan menjadikan jumlah dosen di Universitas Islam Indonesia yang bergelar doktor mencapai 276 orang. Hal ini setara dengan proporsi sebesar 33 persen. Saat ini sebanyak 191 dosen yang lain juga dalam proses menyelesaikan pendidikan doktor.

"Jika mereka semua 191 orang dapat menuntaskan pada waktunya, Insya Allah dalam waktu yang tidak terlalu lama proporsi dosen UII yang bergelar doktor mencapai 56 persen," kata Prof Fathul, Selasa.

Fathul menambahkan proposi dosen berpendidikan doktor yang saat ini dimiliki UII, yakni 33 persen sebenarnya jauh lebih banyak jika dibandingkan proporsi dosen berpendidikan doktor tingkat nasional baik untuk PTN maupun PTS yang hanya 22 persen. Lebih tinggi lagi jika dibandingkan dengan perguruan tinggi swasta nasional yang saat ini hanya 16 persen.

"Jika dibandingkan dengan perguruan tinggi dibawah LLDikti Wilayah V Yogyakarta juga baru 23 persen, sedangkan UII 33 persen. Tentu hal tersebut merupakan pencapaian kolektif yang juga harus disyukuri," kata Fathul.

Fathul pun mengingatkan bahwa seseorang yang memiliki gelar doktor juga memiliki tanggung jawab yang tinggi mengingat dari seluruh penduduk Indonesia yang berpendidikan doktor hanya sekitar 0,02 persen. Artinya, doktor merupakan penduduk elite bangsa ini.

"Semoga bisa menjadi pemantik sadaran kolektif bahwa sebagai doktor mempunyai beragam tanggung jawab termasuk dalam pengembangan hubungan kawan, peningkatan kualitas pendidikan, peningkatan program pengabdian masyarakat, dan menyiapkan diri menjadi pemimpin pemikiran," kata Fathul.

Fathul melanjutkan, sebagai pemimpin pemikiran seorang doktor diharapkan mampu memberikan gagasan dan inovasi yang menyampaikan ide-ide baru, pemikiran kritis, serta solusi kreatif terhadap berbagai permasalahan.

"(Doktor diharapkan) menjadi sumber inspirasi dengan menjadi panutan, menginsipirasi orang lain pada pemikiran, tindakan, dan intergritas moral, menggerakkan perubahan dan mendorong transformasi positif dalam masyarakat, institusi, dan industri dengan pemikiran yang jauh ke depan. (Kemudian) membimbing diskusi publik, memimpin wacana yang kondusif, dan menghasilkan pemahaman solusi yang lebih baik, serta dapat menjembatani ilmu dan praktik," urai Fathul.

Sementara itu, Ketua Pengembangan Pendidikan Pengurus Yayasan Badan Wakaf (PYBW) UII Prof Allwar berharap sebanyak 21 doktor baru bisa menjadi satu energi baru bagi UII untuk menyelesaikan suatu permasalan.

"Doktor baru tidak hanya mengisi Catur Dharma Pendidikan (pengajaran, penelitian, pengabdian masyarakat, dan dakwah Islamiyah), tetapi berharap kiprahnya para doktor baru dengan penyelesaian masalah ilmu pengetahuan, meningkatkan publikasi, memperbaiki proses pembelajaran," katanya.

Sementara itu, perwakilan dari doktor baru yaitu dr Sani Rachman Soleman mengemukakan tantangan doktor baru begitu besar. Ke depannya, dalam pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian, dan pengabdian masyarakat, serta dakwah Islamiyah di UII dan sebagai perwakilan doktor baru, ia meminta koreksi jika terdapat kesalahan maupun kekurangan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement