REJOGJA.CO.ID, SOLO -- Badan Gizi Nasional (BGN) Republik Indonesia (RI) bekerja sama dengan Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengadakan diskusi implementasi dan kolaborasi Program Gizi Nasional dengan Perguruan Tinggi Muhammadiyah & 'Aisyiyah (PTMA).
Diskusi yang diselenggarakan di Auditorium Mohammad Djazman Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) ini merupakan upaya untuk memperkokoh ketahanan pangan di Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, Rektor UMS Prof Sofyan Anif pertemuan ini menjadi kesempatan untuk mencari sebuah terobosan agar seluruh program gizi nasional bisa berjalan dengan baik.
Sofyan Anif menyampaikan bahwa pada pidato yang digaungkan oleh Presiden RI Prabowo Subianto, Presiden RI beberapa kali menyebutkan tentang ketahanan pangan, makanan gratis bergizi, dan entrepreneurship.
"Tentu ini kalau kita lihat semangat PTMA tidak hanya sekedar memiliki produk-produk yang bisa mendukung program gizi nasional ini, tentu juga memiliki tenaga ahli di bidangnya tapi juga sekaligus semangat juang yang menjadi nilai prioritas Muhammadiyah sejak lahir itu ya persoalan Gizi," tuturnya saat memberikan sambutan pada Rabu (11/12/2024).
Sofyan Anif menyebut bahwa hampir seluruh PTMA memiliki prodi Ilmu Gizi seperti UMS yang memiliki prodi Ilmu Gizi dan telah terakreditasi Unggul.
"Mudah-mudahan ini membawa berkah untuk kita semua karena Muhammadiyah hadir itu untuk kemakmuran semua, itu tema yang sekarang sedang tren di kita, kemakmuran untuk semua dalam rangka membangun baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur (negeri yang mengumpulkan kebaikan alam dan kebaikan perilaku penduduknya)," kata Sofyan Anif.
Kepala BGN RI Prof Dadan Hindayana pada kesempatan tersebut menerangkan program makan gratis bergizi bermula dari uji coba di daerah Sukabumi, Jawa Barat. Makanan itu dikirim tiga kali, ada yang makan jam 8, jam setengah 10, dan jam 12 sehingga terminologi yang digunakan bukan lagi makan siang gratis.
Makan bergizi gratis ini sangat penting, lanjutnya, karena dasarnya pada demografi Indonesia yang terbagi pada lima kelas berbasis anggota rumah tangga yaitu kelas atas, kelas menengah, kelas menuju menengah, kelas rentan miskin, dan kelas miskin.
Bahayanya demografi Indonesia itu ketika kelas miskin ketika dua orang digantikan oleh 2,5 yang artinya lebih besar, sehingga akan semakin banyak keluarga yang miskin dan menurutnya itu adalah disaster demography. Disaster demography mungkin terjadi karena saat pada 2045, angkatan kerja memiliki low quality human resources yang tidak bisa bersaing dengan negara lain.
"Dengan dasar itu, bapak Prabowo Subianto mencanangkan pokoknya kita harus kasih makan seluruh anak Indonesia, dasarnya itu. Karena dari hasil uji coba di Sukabumi, 60 persen anak tidak pernah minum susu," jelas Dadan.
Dia menyebut bahwa anak-anak itu bukan hanya sekedar lactose intolerant tetapi karena tidak mampu beli susu.
Selanjutnya Kepala BGN merespons kolaborasi yang bisa terjadi antara Muhammadiyah dengan BGN seperti menjadi bagian dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi. Dengan menjadi mitra, akan memungkinkan terbentuk pemberdayaan masyarakat karena mengembangkan ekonomi lokal dan menekan angka kemiskinan ekstrem.
Kemudian acara tersebut dilanjutkan dengan penandatanganan kerja sama program Makan Bergizi Nasional antara Majelis Diktilitbang dan UMS dengan Badan Gizi Nasional. Scope MoU dengan Badan Gizi Nasional berupa dukungan PTMA dalam menyukseskan program makan bergizi gratis seperti:
1. Supervisi gizi penyediaan makan bergizi gratis.
2. Pendampingan keamanan dan kehalalan pangan
3. Penguatan kemampuan penyediaan makan bergizi gratis dalam bentuk penyusunan menu, penyiapan makanan, pemenuhan bahan, dll.
4. Monitoring dampak dan hasil program. 5. Penguatan dan supervisi UMKM Binaan PTMA yang menyediakan bahan baku serta makan bergizi gratis.
Kepala BGN RI menyampaikan ucapan selamat bergabung Muhammadiyah di program makan bergizi gratis dan dia menilai bahwa kerja sama ini akan bisa menguntungkan kedua belah pihak.
"Muhammadiyah ini menjadi bagian yang sangat penting karena tersebar di seluruh Indonesia dan saya yakin akan menjadi salah satu mitra yang bisa mendukung program makan bergizi yang bisa dilakukan secara efektif dan efisien karena Muhammadiyah memiliki Sumber Daya Manusia dan sumber daya lainnya yang mendukung," ujarnya.